Mohon tunggu...
Nur Sulistiorini
Nur Sulistiorini Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru kompetensi keahlian akuntansi untuk SMK

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul Pembelajaran Berdiferensiasi 2.1

6 November 2023   08:59 Diperbarui: 6 November 2023   09:12 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu pembelajaran berdiferensiasi? Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu usaha guru dalam menyesuaikan proses pembelajaran di dalam kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Yang artinya pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran untuk mendukung semua murid di dalam kelas. 

Bahwa setiap anak adalah unik, mereka memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing, demikian juga dengan minat dan gaya belajarnya, kebiasaan, pola pikir, kemampuan literasi dan lain-lain yang berbeda. Untuk itulah diperlukan usaha guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda agar merasa nyaman dalam kelas dan tentunya tujuan pembelajaran dapat tercapai .

Untuk dapat memenuhi pembelajaran berdiferensiasi di kelas, guru harus memahami tujuan pembelajaran, selanjutnya mengetahui dan merespon kebutuhan belajar murid, mendiptakan lingkungan belajar yang "mengundang" murid untuk belajar, melakukan manajemen kelas yang efektif, dan lakukan penilaian berkelanjutan. 

Berkaitan dengan kebutuhan belajar murid, guru harus memahami 3 aspek berikut: kesiapan belajar murid (readiness), minat murid, dan profil belajar murid. Kesiapan belajar murid, mengharuskan guru untuk menilai pengetahuan awal dan menentukan apa yang telah murid ketahui dan dimana murid berada. Minat murid, minat setiap anak pasti berbeda-beda. Minat adalah salah satu alasan atau motivasi penting bagi murid untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Profil belajar murid, berkaitan dengan lingkungan, budaya, gaya belajar, kecerdasan majemuk.

Kebutuhan belajar murid dapat diidentifikasikan berdasarkan caranmengamati perilaku murid, mengidentifikasi pengetahuan awal, mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran, berbicara dengan guru murid sebelumnya, membaca raport murid di kelas sebelumnya dan menggunakan berbagai penilaian formatif dan diagnostik. Strategi untuk mendiferensiasi pembelajaran bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, diferensiasi produk. Guru dalam melakukan salah satunya atau kombinasi antara ketiga diferensiasi tersebut. 

Diferensiasi konten berkaitan dengan apa yang kita ajarkan, seperti materi, konsep atau keterampilan yang perlu dipelajari berdasarkan kurikulum. Melakukan Diferensiasi konten bisa dilakukan dengan membedakan pengorganisasian atau format penyampaiannya bukan mengubah menurunkan standar kurikulum. 

Diferensiasi proses merupakan kegiatan yang memungkinkan murid berlatih dan memahami atau memaknai konten, dengan cara membedakan proses yang harus dijalani oleh murid. Diferensiasi produk merupakan bukti yang menunjukkan apa yang murid telah pahami dengan cara membedakan atau memodifikasi produk sebagai hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan dan pengembangan apa yang telah dipelajari. 

Keterkaitan antara modul pembelajaran berdiferensiasi dengan modul-modul sebelumnya. Untuk dapat melakukan pembelajaran berdiferensiasi maka guru harus berusaha memenuhi kebutuhan belajar anak sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya berdasarkan filosofi Ki Hajar Dewantara. 

Dalam melkasnakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru harus mampu berpihak pada murid, reflektif, mandiri, kolaboratif dan inovatif dalam menciptakan pembelajaran-pembelajaran berdiferensiasi agar dapat memenuhi kebutuhan murid. Dengan demikian seorang guru akan dapat mewujudkan kepemimpinan murid dengan cara menuntun murid mencapai merdeka belajar. Hal ini sesuai dengan nilai dan peran guru penggerak. Pembelajaran berdiferensiasi dapat menjadi salah satu strategi untuk mewujudkan visi guru penggerak yang berpihak pada murid dan dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi antara guru dan murid tentunya harus ada kesepakatan kelas yang telah disusun bersama agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai dengan nilai-nilai budaya positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun