Mohon tunggu...
Nur sulis
Nur sulis Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Islam Syarifuddin (UNISYA)

lumajang-jatim

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Psikologi Behaviorisme dalam Pembelajaran Matematika

23 Desember 2024   11:50 Diperbarui: 30 Desember 2024   11:22 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

IMPLEMENTASI PSIKOLOGI BEHAVIORISME DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Secara harafiah psikologi diartikan sebagai ilmu jiwa. Ilstilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan sebab jiwa itu objek yang bersifat tak berbentuk, sulit diliat wujudnya, meski tidak bisa dipungkiri keberadaanya. Dalam beberapa dasawarsa istilah jiwa telah jarang dipergunakan serta giubah menggunakan kata psikis. Menurut Dakir, Psikologi membicarakan mengenai perilaku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.

Secara sederhana Psikologi seringkali dianggap sebagai ilmu yang mengkaji tingkahlaku manusia yang merupakan gejala dari jiwanya. Sedangkan pengertian atau definisi yang lebih jelas menjelaskan bahwa psikologi ialah ilmu pengetahuan yang mengkaji tingkah laku manusia menggunakan memakai metode observasi secara objektif, mirip terhadap rangsang (stimulus) dan jawaban (respon) yang menumbulkan tingkah laku.

Makna behavior, ialah perilaku yang dilakukan baik oleh seseorang dalam hubungannya dengan diri sendiri atau lingkungan mereka yang mencakup sistem lain atau organisme sekitar. John Broades Watson, dikatakan sebagai tokoh utama dalam aliran behaviorisme. Watson dikenal sebagai seorang ilmuan yang sering melakukan penelitian tentang psikologi hewan. John B. Watson dikenal sebagai pendiri dan memperkenalkan aliran behaviorisme di Amerika Serikat. Menurutnya dalam beberapa tulisannya, psikologi harus menjadi ilmu yang objektif, maka dari itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya diteliti melalui cara introspeksi. Beliau juga berpendapat bahwa psikologi harus dipelajari seperti seseorang yang sedang mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam. Maka dari itu,psikologi harus dibatasi pada penyelidikan – penyelidikan terhadap perilaku yang nyata atau tampak saja.

Behaviorisme merupakan sebuah aliran dalam yang berpendapat bahwa perilaku harus ialah unsur subjek tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat serta berpengaruh, dan mempunyai akar sejarah yang relatif dalam. Behaviorisme lahir menjadi reaksi tehadap intospeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia sesuai laporan- laporan subjektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara perihal alam bawah sadar yang tak tampak). Behaviorisme ialah salah satu aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah serta mengabaikan aspek-aspek mental. Teori kaum behaviorisme lebih dikenal menggunakan nama teori belajar sebab semua perilaku organisme sebagai efek lingkungan. Behaviorisme tak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau buruk , rasional atau emosional, behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan.

Pada arti belajar teori ini lebih menekankan di tingkah laku  manusia sebagai dampak dari hubungan antara stimulus serta respons terhadap lingkungan. Teori ini berkembang sebagai aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap pengembangan teori pendidikan dan pembelajaran yang dikenal menjadi aliran behaviorisme. Aliran ini menegaskan pada terbentuknya perilaku yang dapat dilihat sebagai hasil dari belajar. Di teori ini seringkali dianggap S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward serta penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian pada tingkah laku belajar ada jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavior menggunakan stimulusnya.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan/ interaksi guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi pendidikan, dimana guru dan siswa merupakan subjek pembelajaran. Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk mengajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap. Jadi pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan anak didik yang tidak tahu menjadi tahu. Dalam ruang lingkup pendidikan menyangkut kegiatan belajar mengajar , anak didik sebagai objek. Oleh sebab itu inti dari proses pembelajaran adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Matematika merupakan salah satu jenis dari enam materi ilmu. Keenam jenis materi ilmu tersebut menurut dimyati adalah matematika, fisika, biologi, ilmu-ilmu social dan linguistic. Kedudukan matematika sebagai salah satu jenis materi ilmu,  maka matematika merupkan salah satu disiplin ilmu yang dipelajari di lembaga pendidikan. Matematika juga sebagai system lambang yang formal sebab matematika bersangkut paut dengan sifat-sifat structural dan symbol-simbol melalui berbagai sasaran yang menjadi objek matematika. Bilangan-bilangan misalnya, dipandang sebagai sifat-sifat structural paling abstrak yang dilepaskan suatu arti tetentu dan hanya menunjukkan bentuknya saja. Untuk belajar matematika , yang dipentingkan adalah bagaimana membentuk pengertian anak. Ini berarti bahwa belajar matematika penekanannya adalah pada proses anak belajar, sedangkan guru berfungsi sebagai fasillitatot.

Belajar matematika harus dengan pemahaman, secara aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika yaitu: (1) sarana berfikir yang jelas dan logis (2) sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Belajar matematika ditunjukkan pada peningkatan kemampuan siswa agar lebih cermat dan mudah dalam memahami dan menguasai pelajaran matematika.Kemampuan memecahkan soal-soal matematika ini menunjukkan keberhasilan dalam belajar matematika. Belajar matematika juga membutuhkan kemampuan yang satu dengan yang lainya atau mengelola suatu bentuk kebentuk lainnya untuk memperoleh kesimpulan atau pemecahan masalah. Dengan demikian  pembelajaran matematika lebih mengutamakan kemampuan menggunakan konsep dan  keterampilan matematis untuk memecahkan masalah, menyampaikan  ide atau gagasan. Kemampuan siswa dalam memahami materi yang baru sangat dipengaruhoi oleh kemampuan dasar. Makin tinggi kemampuan dasar yang dimiliki siswa semakin mudah pula untuk menerima pelajaran selanjutnya.

Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau pebelajar. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yang sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun