Mahasiswa PPL PPG Prajabatan  dalam Mengimplementasikan Pembelajaran Berdiferensiasi di Kelas
Pendampingan Intensif Kolaboratif untukOleh: Nur Suhartanti, S.Pd
Guru Pamong SDN Punten 01 Kota Batu
nursuhartanti86@guru.sd.belajar.id
Pendahuluan
SDN Punten 01 Kota Batu adalah tempat untuk menerapkan Praktik Pengalaman Lapangan dari mahasiswa PPG Prajabatan Angkatan kedua tahun 2023 dari Universitas Muhammadiyah Malang. PPL ini berlangsung dari bulan Januari sampai bulan Maret 2024. Â Dalam program PPG prajabatan, mahasiswa menghadapi tantangan untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Karena mereka adalah mahasiswa yang baru melaksanakan PPL pertama atau PPL 1, dan 100% adalah mahasiswa fresh graduate yang belum mengajar di sekolah.
Pada fase orientasi, sebagai guru pamong saya menanyakan kesan-kesan mahasiswa terhadap kurikulum merdeka ketika terekrut dalam program PPG Prajabatan, dan sebanyak 89% mengatakan kurikulum merdeka sulit diimplementasikan terutama pada aspek pembelajaran berdiferensiasi.
Dalam pembelajaran berdiferensiasi kemampuan dan latar belakang siswa di kelas menjadi perhatian, karena tentu akan mempengaruhi keefektifan proses pembelajaran. Dalam satu kelas, siswa  berasal dari latar belakang yang berbeda, maka pemahaman terhadap kebutuhan mereka pun akan berbeda. Kurangnya praktik dalam mewadahi bakat, minat, potensi siswa di kelas yang beragam,  membuat mahasiswa kurang percaya diri untuk menerapkan teori yang telah dipelajari terkait pembelajaran berdiferensiasi.
Oleh karena itu, saya merasa perlu memberikan dukungan intensif yaitu secara terus menerus dan sungguh-sungguh kepada mahasiswa untuk membantu mereka mengatasi permasalahan tersebut. Selain itu, mahasiswa diharapkan untuk belajar satu sama lain dan berbagi strategi yang efektif melalui kolaborasi. Situasi ini memerlukan pendekatan yang  sistematis untuk membantu mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, sehingga ketika mengimplementasikan pembelajaran dikelas, semua siswa terwadahi sesuai bakat, minat dan potensi yang mereka miliki.
Dalam membimbing mahasiswa terkait pembelajaran berdiferensiasi, tantangan terbesarnya adalah mahasiswa belum begitu memahami konsep dan praktik pembelajaran berdiferensiasi. Seperti yang sudah disebutkan diatas, sebanyak 89% mahasiswa menganggap kurikulum merdeka sulit dimplementasikan terutama pada penerapan pembelajaran berdiferensiasi.
Sebanyak 67% mahasiswa merasa kesulitan mengatur waktu ketika merencanakan kegiatan yang berbeda untuk siswa dengan kebutuhan berbeda. Mereka juga khawatir  pembelajaran yang dibeda-bedakan dapat menimbulkan kebingungan  siswa. Tidak jarang mahasiswa mempertanyakan keefektifan metode ini dan menganggap pendekatan tradisional lebih mudah digunakan.
Hal ini terjadi karena mahasiswa belum memiliki pemahaman yang menyeluruh terhadap esensi dari pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana mengimplementasikannya di kelas. Â Selain itu adaptasi terhadap hal baru yaitu perubahan paradigma berpikir mahasiswa tentang bagaimana dahulu ketika mereka belajar dengan bagaimana mereka saat ini harus membuat pembelajaran, juga menjadi tantangan tersendiri.
Tugas yang harus dikerjakan juga menjadi tantangan bagi mereka. Tekanan dalam memenuhi tugas kegiatan PPG juga  menjadi permasalahan tersendiri yang harus diselesaikan. Di sisi lain, tantangan yang dihadapi semakin diperumit oleh ketidakpastian mengenai bagaimana memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, karena terbatasnya pengetahuan terkait platform apa yang harus digunakan untuk membantu dalam pembelajaran, baik sebagai media ataupun sumber belajar.
Bukan hal yang aneh bagi mahasiswa untuk merasa bahwa mereka tidak memiliki cukup waktu untuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang berbeda secara menyeluruh. Pada akhirnya semua faktor tersebut menciptakan suasana yang menantang dimana mahasiswa harus menemukan keseimbangan antara teori dan praktik meskipun berbagai kendala yang ada.
Pembahasan
Untuk mengatasi tantangan tersebut, saya merancang program pendampingan intensif kolaboratif yang terdiri dari beberapa langkah terstruktur dan sistematis. Pendekatan ini berfokus pada pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan kepercayaan diri mahasiswa dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas. Hal-hal yang saya lakukan adalah:
1. Sesi berbagi praktik baik pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi di kelas.Kegiatan berbagi praktik baik dilakukan dengan menentukan jadwal khusus, dimana semua mahasiswa bisa hadir dan guru pamong tidak sedang mengajar. Sesi khusus ini biasanya saya berikan ketika masa orientasi yaitu masa perkenalan awal kedatangan mahasiswa, dihari kedua. Karena pada hari pertama mahasiswa masih beradaptasi denga lingkungan fisik dan warga sekolah.
Guru Pamong akan memaparkan praktik baik yang biasa dilakukan di kelas. Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi. Selain itu mahasiswa juga diperbolehkan menyampaikan informasi yang mereka miliki terkait pembelajaran berdiferensiasi sebagai bentuk sharing/ berbagi ilmu, kepada teman sejawat sesama mahasiswa.Selain itu kegiatan berbagi praktik baik ini dilakukan pada saat mahasiswa masuk kelas dan mengamati guru pamong mengajar sebagai guru model (masa asistensi). Mahasiswa akan mencataat bagian mana saja yang termasuk dalam pembelajaran berdiferensiasi, dan seperti apa proses yang dilakukan.Â
Setelah sesi asistensi selesai mahasiswa bersama guru pamong akan kembali ke forum  untuk membahas bagaimana tanggapan mahasiswa terhadap modul yang dibuat oleh guru pamong sekaligus proses pembelajaran yang berjalan. Guru pamong akan menanyakan dimana saja mereka menemukan kegiatan yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, dan termasuk dalam kategori yang mana, apakah proses, konten ataukah produk.
2. Memberikan pendampingan ketika proses penyusunan modul ajar dan lampirannya dalam sesi mengajar terbimbing. Dengan minimnya praktik yang pernah dilakukan mahasiswa ketika duduk dibangku kuliah, maka sesi pendampingan ini sangat penting, biasanya mahasiswa akan diminta terlebih dahulu menentukan muatan pelajaran apa yang akan mereka pilih, dan tujuan pembelajaran apa yang akan mereka capai dalam pembelajaran. Hal ini yang paling krusial karena rata-rata mahasiswa belum bisa menentukan tujuan pembelajaran yang tepat, dari capaian pembelajaran yang sudah dipilih.Â
Guru pamong akan membimbing secara intensif dalam menentukan tujuan pembelajaran, sehingga bisa menghasilkan perencanaan pembelajaran seideal mungkin, dan mengarahkan pada pembelajaran yang menerapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi serta mengakomodasi pembelajaran berdiferensiasi didalamnya. Template modul akan dibedah dan dikaji satu persatu, untuk dipahami mahasiswa. Selain itu, mahasiswa diajak untuk menentukan diferensiasi apa yang akan dipilih dalam membelajarkan siswa untuk mewadahi bakat, minat, dan potensi siswa yang beragam. Â
Semua hal ini akan dikupas tuntas sesuai jadwal pendampingan yang sudah diberikan.Proses pembelajaran mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup juga dibahas satu persatu, apakah sudah tepat atau belum. Bahan ajar, media pembelajaran, dan LKPD serta asesmen yang dipilih juga akan dikaji kesesuaiannya, mulai asesmen diagnostik maupun asesmen formatifnya. Pemanfaatan platform pembelajaran juga akan dikoreksi apakah sudah tepat atau belum, misal You tobe, VR/AR, Canva, Quizziz, Live Work Sheet atau lainnya. Bagaimana mahasiswa menerapkan strategi pembelajarannya dalam mengimplementasikan modul juga dibahas.Â
Persiapan apa yang harus dilakukan serta hal teknis apa yang harus diumumkan untuk memastikan kesiapan belajar siswa juga menjadi pembahasan dalam kegiatan pendampingan. Dengan pendampingan yang intensif ini, diharapkan mahasiswa akan lebih memahami bagaimana mengimplementasikan pembelajaran berbasis kurikulum merdeka yang mengakomodasi pembelajaran berdiferensiasi didalamnya. Sehingga mahasiswa tidak lagi terjebak pada paradigm lama, menyamakan pembelajaran saat ini dengan bagaimana mereka belajar dahulu saat di sekolah dasar.
3. Melaksanakan observasi kelas, dengan melibatkan mahasiswa lain, sebagai observer kedua dan ketiga selain guru pamong. Ketika proses implementasi modul, maka sangat penting memastikan keberhasilan pelaksanaan dari perencanaan modul yang dibuat. Masukan dari rekan sejawat sesama mahasiswa akan menjadi catatan alternatif selain dari guru pamong. Hal ini juga memberikan konsep kolaborasi untuk saling menguatkan dan memberikan masukan demi perbaikan pembelajaran.Selain memberikan contoh bagaimana menerapkan budaya kolaborasi dengan mengajak mahasiswa ikut dalam proses observasi, hal ini  bisa menjadi bahan belajar bagi mahasiswa yang menjadi observer untuk mengetahui dimana kelebihan dan kekurangan observee.Â
Dengan begitu observer akam memahami  bagaimana mempertahankan hal yang sudah baik, dan bagaimana memperbaiki yang kurang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dipertemuan berikutnya.Ini juga menjadi dasar untuk mahasiswa agar menjadi mahasiswa yang reflektif, karena terbiasa  melihat orang lain mengajar. Observer bisa membandingkan dengan pengetahuan serta pengalamannya sehingga mereka bisa bertanya pada diri mereka sendiri, apakah sudah baik atau apakah masih perlu perbaikan dalam pembelajaran mereka.Pada tahap ini, fokusnya adalah melihat seberapa baik mahasiswa mampu mengimplementasikan strategi yang  direncanakan dan bagaimana mereka menyikapinya.Â
Diskusi umpan balik pasca implementasi membahas aspek keberhasilan dan tantangan baru dari hasil implementasi yang sudah dilakukan.Setelah proses observasi selesai maka guru pamong akan  menganalisis setiap situasi dan membuat rekomendasi yang konkrit dan konstruktif. Hasilnya, mahasiswa lain akan merasa  siap untuk menerapkan rencana pembelajaran yang lebih baik dari hasil rekomendasi tersebut.
4. Melakukan refleksi bersama. Setelah kegiatan observasi selesai maka akan ada sesi refleksi bersama, yang dihadiri bukan  hanya oleh observer, guru pamong dan observee, namun semua mahasiswa. Dalam kegiatan ini guru pamong mendorong mahasiswa untuk merefleksikan pengalaman mereka ketika menjadi observer.Mereka bebas menyampaikan apapun dengan sopan terkait apa yang sudah mereka lihat ketika proses observasi, dan berbagi perasaan atau wawasan apapun yang telah mereka peroleh selama ini. Dengan cara ini, diharapkan observee belajar tidak hanya  dari pengalaman mereka sendiri, tetapi juga dari pengalaman yang diberikan oleh observer.Hal terpenting dari proses ini adalah bukan untuk menjatuhkan observee namun  menjadi catatan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada tahap selanjutnya.Â
Setelah observer memberikan penjelasan hasil observasinya, observee akan merefleksi hasil implementasi pembelajaran yang sudah dilakukan. Bagaimana perasaan mereka, apa saja hal yang sudah baik, apa saja hal yang masih kurang, apa perbaikan yang ingin dilakukan jika membelajarkan hal yang sama pada pembelajaran berikutnya.Pertanyaan-pertanyaan semacam itu yang akan menjadi pemantik untuk dijawab oleh observee di kegiatan refleksi bersama. Dari sini mereka berbagi pengalaman, baik hal positif maupun tantangan yang mereka hadapi. Pada saat ini guru pamong juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menggugah pikiran untuk menggali lebih dalam  perasaan dan pemikiran mereka, terhadap proses pembelajaran sehingga bisa meningkatkan kualitas pembelajaran berikutnya.Melalui sesi ini, mahasiswa juga belajar  berpikir kritis tentang latihan mereka membelajarkan siswa,  dan bagaimana mereka dapat terus meningkatkannya.Â
Dukungan ini membantu mahasiswa tetap berhubungan dan bertukar pikiran satu sama lain bahkan setelah program pendampingan berakhir karena telah membudaya. Dengan membangun dukungan semacam  ini, mahasiswa akan merasa lebih percaya diri untuk bereksperimen dan berbagi tantangan yang mereka hadapi.Sesi Refleksi ini tidak hanya dilakukan setelah kegiatan observasi dikelas selesai, namun juga setelah kegiatan harian selesai. Dengan begitu segala permasalahan yang terjadi pada hari itu dapat segera diselesaikan. Banyak hal yang bisa mereka petik dari kegiatan refleksi, baik refleksi harian ataupun refleksi pasca kegaiatan observasi.
Penutup
Dengan menerapkan pendampingan intensif kolaboratif, 100% mahasiswa lebih menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pemahaman dan keterampilan  melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. Mereka lebih cepat, dalam menentukan diferensiasi apa yang akan mereka pilih dalam membuat perencanaan pada modul pembelajaran yang mereka buat.
Modul yang dihasilkan pada tahap selanjutnya 100% menjadi lebih baik lagi, dari silklus satu hingga siklus tiga. Modul yang dibuat mengalami perbaikan yang signifikan. Misalnya dari yang pertama belum menggunakan media pembelajaran, dengan adanya pendampingan intensif kolaboratif ini, mahasiswa menggunakan media pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Bagi yang sudah menggunakan media pembelajaran namun kurang mengeksplorasi penggunaannya ketika proses pembelajaran berlagsung, maka pada pembelajaran berikutnya media tereksplorasi dengan lebih baik.
Termasuk pada konten pembelajaran, mahasiswa lebih percaya diri untuk memberikan konten yang berbeda pada siswa satu dengan yang lain, berdasarkan kemampuan siswa. Produk juga bisa mereka buat berbeda bergantung pada keinginan masing-masing individu.
Dengan pendampingan intensif kolaboratif ini, juga menjadikan mahasiswa saling mendukung sehingga meminimalkan tingkat stres dalam pemenuhan tugas-tugas PPL PPG. Mahasiswa saling melengkapi satu sama lain, berkolaborasi menyelesaikan tugas-tugas mereka. Mahasiswa juga merasa memiliki percaya diri yang tinggi karena selalu merasa dilibatkan dan diperhatikan sehingga meningkatkan motivasi mereka.
Dengan pola pendampingan semacam ini, Kami melihat perubahan positif dalam cara mereka berinteraksi dengan siswa dan menciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik.
Kebiasaan melakukan refleksi yang dilakukan setelah kegiatan observasi maupun setelah kegiatan  harian dilakukan, juga menumbuhkan keterampilan reflektif yang sangat bermanfaat bagi karir mengajar mahasiswa nantinya.
Dengan bekerja sama atau kolaborasi, mahasiswa  tidak hanya belajar dari guru pamong, tetapi juga dari teman sejawat mereka. Mereka menjadi lebih mampu beradaptasi dan bereaksi terhadap berbagai hal yang terjadi di dalam kelas. Pendekatan intensif kolaboratif ini tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa dan siswa, namun juga memperkaya pengalaman saya sebagai guru pamong.
Daftar Rujukan
Intensif. 2024. Pada KBBI Daring. https://kbbi.web.id/intensif (Diakses 19 Sepetember 2024, 14.30)
Kemendikbudristek Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Direktorat Pendidikan Profesi Guru.2024.Generasi Baru Guru Indonesia https://ppg.kemdikbud.go.id/ppg-calon-guru (Diakses 19 Sepetember 2024, 17.00)
Memodifikasi Modul Ajar Sesuai Prinsip Berdiferensiasi untuk Jenjang SD.(Tanpa Tahun Terbit). Pelatihan Madiri Topik Diferensiasi Pembelajaran SD/Paket A.Platform Merdeka Mengajar https://storage.googleapis.com/microlearning-public-production/document/a21f5c90-3c46-4191-ae65-ed2e40137a24-3a.%20Lampiran%20Modifikasi%20Modul%20Ajar%20Terdiferensiasi%20-%20Matematika%20SD%20(Fase%20A).pdf (Diakses 19 Sepetember 2024, 18.00)
Pembelajaran Kolaboratif di Era dan Pasca Pandemi, Mengapa Tidak?.2021.Pusat data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi. https://pusdatin.kemdikbud.go.id/pembelajaran-kolaboratif-di-era-dan-pasca-pandemi-mengapa-tidak/ (Diakses 15 September 2024, 11.24)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H