Mohon tunggu...
Nur Suci A
Nur Suci A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UPI Kampus Sumedang Program Strudi S1 Industri Pariwisata

Hobi nya nonton series

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tergerusnya Kebudayaan dan Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia oleh Zaman

9 Maret 2023   22:52 Diperbarui: 9 Maret 2023   23:00 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tidak dapat kita pungkiri bahwa zaman semakin maju dan juga canggih. Berangkat dari zaman yang semakin maju dan juga canggih, teknologi pun mengalami kemajuan yang pesat. Sekarang, hampir setiap aktivitas yang kita lakukan memerlukan bantuan teknologi. Bahkan anak Sekolah Dasar pun, semenjak Pandemi Covid-19 menggunakan handphone untuk aktivitas belajarnya.

Dengan semakin canggih nya zaman dan juga teknologi, tidak menutup kemungkinan bahwa kebudayaan dan juga kearifan lokal yang ada di Indonesia bisa saja hilang. Beberapa contoh kebudayaan dan juga kearifan lokal yang perlahan 'hilang' diantaranya:

1.Gotong Royong

Kegiatan yang satu ini memang sangatlah bermanfaat. Biasanya para warga akan bergotong royong pada saat akan ada hajatan, acara desa, maupun untuk sekedar bersih-bersih di hari Minggu pagi. Tetapi, dari waktu ke waktu kegiatan ini jarang sekali dilakukan. Entah karena kesibukan, atau mungkin sudah tidak peduli lagi. Para warga terkadang lebih memilih menghabiskan waktu libur mereka untuk bermain ponsel seharian daripada pergi untuk berkumpul bersama warga lainnya.

2.Telingaan Aruu

Telingaan Aruu atau memanjangkan daun telinga merupakan tradisi Suku Dayak yang mana tradisi ini merupakan simbol kecantikan juga kebangsawanan bagi mereka. Para wanita Suku Dayak dapat memanjangkan daun telinga nya maksimal sebatas dada, sedangkan para pria nya hanya sebatas bahu mereka. Suku Dayak meyakini bahwa semakin panjang daun telinga seorang wanita, maka semakin cantik pula wanita tersebut. Akan tetapi, tradisi ini tidak berlaku bagi semua Suku Dayak, hanya mereka yang tinggal di pedalaman Kalimantan yang melakukan tradisi ini.

Akan tetapi, para generasi muda Dayak, khususnya mereka yang lahir di era tahun 1960 ke atas tidak lagi menjalani tradisi ini. Menurut mereka, tradisi ini sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman yang ada. Tradisi penindikan di suku ini masih ada, hanya saja tidak dilanjutkan dengan Telingaan Aruu.

3.Gaok

Gaok merupakan suatu kesenian tradisional yang berasal dari daerah Majalengka, tepatnya di daerah yang memiliki unsur budaya Islam. Kata Gaok ini diambil dari Bahasa Sunda "ngagorowok" yang artinya berteriak. Dalam kesenian ini, para pelakon nya melantunkan pupuh dengan suara keras seperti berteriak. Kesenian ini biasanya ditampilkan pada acara besar seperti hajatan.

Seiring berkembangnya zaman, kesenian sudah jarang ditampilkan, sehingga membuat kesenian ini terancam punah.

4.Congklak

Permainan tradisional yang satu ini dulu sering dimainkan oleh kalangan anak-anak. Permainan ini dimainkan oleh 2 orang. Permainan ini memakai seperti papan yang terdapat seperti lubang kecil di papan tersebut. Lubang itu diisi biasanya oleh sejenis cangkang kerang, kelereng, ataupun batu.

Tetapi seiring dengan perkembangan teknologi, anak-anak sudah jarang memainkan permainan ini. Mereka lebih memilih bermain game online yang terdapat di ponsel mereka daripada bermain permainan tradisional ini.

Nah, mungkin dari sekian banyaknya kebudayaan dan juga kearifan lokal masyarakat Indonesia, hanya empat yang saya ambil sebagai pembahasan. Kita sebagai generasi muda, haruslah bangga terhadap kebudayaan yang kita miliki saat ini. Kita harus menjaga dan melestarikan kebudayaan kita agar tidak sembarangan di akui oleh orang lain. 

Penulis: Nur Suci Agustin 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun