Di balik senyum yang selalu ku pertahankan,
Ternyata jiwaku rapuh, terhempas oleh gelombang kehidupan.
Ku coba berdiri, ku coba tahan,
Namun seringkali ku terjatuh dalam kesunyian.
Aku yang selalu tampak kuat,
Ternyata jiwaku rapuh, rapuh oleh beban yang ku pikul.
Aku yang selalu tampak ceria,
Ternyata jiwaku rapuh, rapuh oleh luka yang ku sembunyikan.
Ku berlari mencari tempat berlindung,
Namun ternyata jiwaku rapuh, rapuh oleh rasa takut yang menghantui.
Ku berusaha mengejar mimpi,
Namun ternyata jiwaku rapuh, rapuh oleh keraguan yang membelenggu.
Tapi aku tak akan menyerah,
Meski ternyata jiwaku rapuh, aku akan terus berjuang.
Karena ku tahu, di balik kelemahan ada kekuatan,
Dan di balik kerapuhan, ada keindahan.
Jadi, biarlah jiwaku rapuh,
Karena dari rapuh, aku belajar untuk kuat.
Biarlah jiwaku terjatuh,
Karena dari jatuh, aku belajar untuk bangkit.
Ternyata jiwaku rapuh, namun kuat,
Rapuh, namun indah,
Rapuh, namun berharga,
Rapuh, namun tetap berjuang.
Dan di balik rapuhnya jiwaku,
Ada kekuatan yang tak terkalahkan,
Ada cinta yang tak tergantikan,
Dan ada harapan yang tak pernah padam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H