Mohon tunggu...
Nur Sofiatul Zuhriyah
Nur Sofiatul Zuhriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif Universitas Tidar

Seorang anak yang sedang menempuh pendidikan jenjang sarjana dengan basis keilmuan agrikultur. Mulai berani keluar dari zona nyaman pada bidang kepenulisan seiring hobi saya berupa scroll tiktok, baca buku self improvment, nonton youtube, dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PMM 4: Refleksi Pemahaman Budaya dan Tradisi Banjar

2 Juli 2024   23:28 Diperbarui: 2 Juli 2024   23:48 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemaparan Presentasi Hasil Modul Nusantara (Sumber: TIM Bausung)

Pada Sabtu 08 Juni 2024 kelompok modul nusantara Bausung melaksanakan kegiatan refleksi dengan dikenalkan  salah satu alat musik khas Kalimantan Selatan yaitu Panting oleh narasumber Kak Bawai seorang mahasiswa dari Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat yang memiliki jiwa seni. Panting adalah alat musik petik tradisional yang berasal dari suku Banjar di Kalimantan Selatan. Alat musik ini menjadi bagian penting dari warisan budaya musik di Kalimantan Selatan dan sebagai simbol identitas musik tradisional. 

Panting terdiri dari beberapa bagian diantaranya :

  • Material: Panting terbuat dari kayu  ulin atau meranti yang diukir dan senar dari bahan nilon atau kawat

  • Bentuk: Panting berbentuk seperti kecapi dengan badan oval dan leher yang panjang 

  • Senar: Panting biasanya terdiri dari beberapa senar yang jumlahnya 3 hingga 5

  • Kepala: Pada bagian ini ialah tempat pasak untuk mengatur nada

  • Fret: Ialah bagian pembatas nada pada senar

  • Lubang resonansi: Pada bagian ini untuk menghasilkan suara yang lebih nyaring

Panting dimainkan dengan cara dipetik menggunakan jari atau dawai. Pemain dapat memetik satu senar atau beberapa senar secara bersamaan. Nada yang dihasilkan bervariasi tergantung pada senar yang dipetik dan posisi jari pada fret. Panting populer digunakan untuk mengiringi tari-tarian tradisional Banjar, seperti tari bapantang, tari radap kanduang, dan tari hudoq. Selain itu, panting juga dapat digunakan untuk mengiringi nyanyian dan syair-syair tradisional Banjar, dan  juga sering dimainkan dalam acara-acara adat dan budaya Banjar. Panting bukan sekadar alat musik, tetapi warisan budaya yang mencerminkan identitas Suku Banjar. Keindahan alunannya mengantarkan kita pada kekayaan tradisi dan nilai-nilai luhur yang dipegang teguh.

Pemaparan Presentasi Hasil Modul Nusantara (Sumber: TIM Bausung)
Pemaparan Presentasi Hasil Modul Nusantara (Sumber: TIM Bausung)

Selepas perkenalan alat musik Panting, kami melakukan kegiatan refleksi dengan mempresentasikan hasil dari kegiatan modul nusantara yang telah dilalui. Kegiatan presentasi ini terbagi atas enam kelompok yang membahas mengenai Pasar Terapung; Museum Lambung Mangkurat dan Ziarah Tokoh Keagamaan; Seni Madihin; Kain Sasirangan; Batu Intan Permata;  dan Kampung Purun. Kegiatan ini bertujuan untuk mengingat kembali kegiatan-kegiatan yang telah dilalui selama Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Universitas Lambung Mangkurat dan untuk memahami sejauh mana pengetahuan budaya dan tradisi Banjar. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun