Mohon tunggu...
Nur Sodikin
Nur Sodikin Mohon Tunggu... Freelancer - penulis. Facebook,nur soedikin ig,nur_soedikin Watpadd:nursodikin

Daerah asal, blora jawatengah

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Rahwana Shinta

16 November 2024   02:38 Diperbarui: 16 November 2024   02:39 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada pesan terakhir Wisrawa yang hanya danaraja yang tahu. Sebelum akhirnya Wisrawa meregang nyawa.

Di istana Alengkadiraja, suasana kacau. Semua yang ada di istana merasa terguncang jiwanya. Setelah mendengar kabar dari patih prahasta. 

Semua orang sibuk, ada yang sedang buru-buru memakai seragam perang, para punggawa yang sedang mempelajari peta pertahanan alengka. Lalu prajurit-prajurit yang sedang diberi arahan. Semuanya tampak gugup, tidak ada waktu untuk membicarakan nasib rajanya yang baru saja dibunuh anaknya sendiri. Semua orang tertunduk dan sama sekali tak tertarik untuk membicarakan sesuatu kecuali berbagi arahan dan tugas. 

Patih prahasta sendiri sedang terlihat gugup, menelusuri istana untuk mencari dewi sukesi.

Namun di sudut manapun ia tak menemukan dewi sukesi. Prahasta juga sempat menanyakan kepada anak-anak dewi sukesi namun ternyata mereka juga sedang mencari keberadaan ibundanya.

Di tempat lain seorang wanita sedang melesat dengan kudanya. Mungkin itulah kuda tercepat saat ini.

Semak belukar, lubang jalanan, diterjangnya tanpa ragu-ragu. Agaknya kuda itu mengerti aduhan yang sedang dialami wanita yang sedang menaikinya, yang sedari istana air matanya masih tidak mau berhenti mengalir.

Mungkin ia bermaksud mengejar waktu yang telah berlalu, dan mendahuluinya.

Di dalam perkemahan, prabu danaraja masih berdiam di samping jasad ayahnya. Ia masih tak percaya orang yang selama ini dirindukan ibu dan dirinya, harus bertemu seperti ini. Lebih tepatnya, mungkin seharusnya tidak bertemu. Danaraja masih tertegun di samping jasad ayahnya, tangannya memegang erat tangan ayahnya.

Sedang diluar terdengar suara seorang wanita menjerit-jerit. 'dimana suamiku. Terdengar berulang kali ia meneriakan kata-kata itu  kepada prajurit yang menghadangnya.

Keluarlah prabu danaraja dari dalam kemah, 'biarkan dia masuk. Sembari menganggukan kepalanya, memberi isyarat kepada dewi sukesi untuk mengikutinya. Lalu danaraja mempersilahkan dewi sukesi untuk masuk di dalam kemah tempat jasad Wisrawa berada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun