Dewi sukesi menyadari juga kehadiran garuda sempati, kedatangan burung itu membuatnya terkejut hingga tak bisa berkata-kata. Akan tetapi apa yang akan datang sebenarnya jauh lebih mengejutkan lagi.
Dewi sukesi masih tak bergeming menyaksikan burung Garuda sempati yang duduk di atas ranting, serasa menikmati alunan seruling yang ditiup rahwana.
Hingga kedatangan prajurit pengawal kerajaan yang datang tergopoh-gopoh membuyarkan lamunannya.
Prajurit itu memberitahukan bahwa prabu danaraja beserta pasukan Lokapala sudah berada di perbatasan dan hendak menyerang istana Alengka.Â
Sekarang prabu Wisrawa dengan beberapa regu pasukan sedang menuju perbatasan untuk menghadang mereka.
Dewi sukesi beserta abdi kerajaan diminta untuk menuju tempat aman yang sudah disiapkan.
Mendengar berita dari prajurit pengawal kerajaan, tubuh dewi sukesi mendadak lemas tak berdaya, ia kesulitan bernafas, tatap matanya kosong dan berkaca-kaca. Segera berlari terhuyung-huyung menuju istana.
Rahwana melihat ibundanya, menyadari telah terjadi sesuatu dan segera mengejar ibundanya.
Gonjang-ganjing di istana Alengka. Sedang sumali sendiri justru tidak ada di istana dan tidak ada yang tau keberadaannya.
Para punggawa dan perbesar kerajaan sedang mengadakan rapat darurat. Menyiapkan pasukan dan menyusun strategi untuk segala kemungkinan yang akan terjadi apabila pasukan lokapala sampai hingga di benteng istana.
Namun anehnya, prabu Wisrawa justru sudah memberi perintah bahwa ia sendiri yang akan menghadang prabu danaraja dan pasukan Lokapala. Wisrawa hanya meminta beberapa regu pasukan dan ditemani patih prahasta berangkat menuju palagan yuda.