Peneliti harus mempertimbangkan solusi alternatif. Walaupun peneliti akan menghadapi dilema solusi yang akan dinyatakan, penelitik akan didorong untuk meluangkan lebih banyak waktu untuk memikirkan pilihan dan solusi lain. Ini satu-satunya cara untuk benar-benar mempertimbangkan masalah dari semua sudut.
d) Alteration (Perubahan)
Peneliti akan membalik hubungan antara bagian-bagian masalah, pergi ke arah yang berlawanan dari apa yang tersirat, memecah pola menjadi potongan-potongan kecil, dan menerjemahkan hubungan menjadi analogi dan kemudian menerjemahkannya kembali adalah contoh cara untuk menumbuhkan "pola pikir perubahan" sambil memecahkan masalah.
Salah satu contoh lateral thinking adalah bermain tebak-tebakan atau pertanyaan wawancara kandidat kerja. Secara sederhanya, tebak-tebakan mengandung jawaban yang tidak terprediksi dan tidak menggunakan pendekatan sistematis, jawabannya murni berdasarkan pendekatan logika dan pengalaman penanya dan penjawab semata.Â
Begitu juga dengan pertanyaan wawancara, teknik penilaian jawaban kandidat atas pertanyaan yang diajukan berdasarkan pendekatan logika dan etika serta pengalaman yang diterapkan oleh bagian perekrut di perusahaan tersebut. Karena dari itu, terkadang beberapa jawaban atas pertanyaan wawancara yang 'benar' dan 'seharusnya' dapat melenceng bahkan tidak terpikirkan oleh kandidat.
Dari kedua pengertian diatas, dapat ditemukan beberapa perbedaan mencolok antara design thinking dan lateral thinking.
- Design thinking lebih mengarahkan pola berpikir untuk mengacu kepada standar, prosedur, atau alur pembuatan sebuah prototipe yang sudah jelas dan berdasarkan ilmu pengetahuan.
- Design thinking bersifat lebih sistematis untuk dijalankan.
- Karena menggunakan standar prosedur dan basis ilmu pengetahuan, ada kemungkinan bahwa hasil produk yang dikeluarkan bersifat, berjenis, atau memiliki kegunaan yang serupa.
- Lateral thinking mengutamakan pola berpikir untuk mencari ide-ide dalam membuat sebuah prototipe yang melihat permasalahan dari keadaan sekitar. Dengan kata lain, orang yang menerapkan lateral thinking dipaksa untuk lebih banyak mengamati dan menginvestigasi masalah sekitarnya secara luas untuk menciptkan sebuah produk yang menjadi solusinya.
- Lateral thinking bersifat tidak langsung, dalam artian dijalankan secara bebas menurut kebutuhan pembuatan prototipe produk dan konsumen yang dituju.
- Karena lateral thinking dijalankan berdasarkan kreativitas dan pendekatan logika oleh peneliti, ada kemungkinan bahwa hasil produk yang dikeluarkan bersifat, berjenis, atau memiliki variasi yang banyak atau berbeda-beda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H