Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pilkada Serentak 2024 dan Dilema

26 November 2024   21:58 Diperbarui: 26 November 2024   22:12 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa tenang tinggal beberajam lagi. Besok, Rabu 27 November Pilkada Serentak 2024 akan digelar. Di daerah saya kabupaten Kerinci sini, hadir 4 paslon Bupati dan Wakil Bupati, 2 paslon Gubernur dan wakil Gubernur.

Saya tidak begitu banyak mengetahui fenomena pilkada serentak 2024 ini . Alasannya, kurang tertarik dan tak bisa berharap akan membawa perubahan siapapun yang terpilih nantinya.

Sebab, pengalaman berbicara. Semanis apapun janji yang diucapkan paslon  kampanye, setelah terpilih endingnya begitu-begitu saja. Namun, insyaallah saya akan tetap datang ke TPS  untuk menggunakan hak sebagai warga negara.

Rupanya zaman sekarang susah juga  mencari pemimpin yang kira-kira mendekati kriteria sempurna. Habis mau bagaimana lagi. Karena yang maju untuk berkompetisi itu pribadi-pribadi  yang hampir satu kelas. Yaitu, kaya alias banyak duit, sanggup menempuh berbagai cara, dan punya puluhan ribu massa. Di luar itu, jangan coba-coba  nyebur ke lautan gila-gilaan itu kalau tak mau pasca pilkada jadi gila benaran.

Jujur, sampai detik ini untuk cabub dan cawabub pilkada serentak 2024 ini saya belum memantapkan hati pada satu pilihan, alias bingung bin ngambang.  Cuma  dari 4 paslon ada  dua yang sudah  masuk keranjang pertimbangan. Dua-duanya punya kelebihan dan kelemahan masing-masing dan dilayak-layakkan untuk dicoblos.

Ada kandidat yang saya kenal ramah dan bersahabat, tetapi pendampingnya dikait-kaitkan dengan  isu kurang sedap.

Calon lainnya, saya merasa bertanggung jawab untuk memenangkannya karena alasan tertentu, tetapi sosoknya belum saya kenal. Karakternya, rekam jejaknya, dan latarbelakangnya seperti apa. Yang saya tahu, foto/balihonya di pinggir-pinggir jalan segede gaban.

Duh maaf... si nenek ini terkesan sok pintar sok sempurna. Ya, sudah bismillah saja. Keputusanya  besok di kamar rahasia.

Oh, ya. Hampir terlewati. Khusus di lingkungan saya, untuk Pilkada Serentak 2024 ini cerita  serangan fajar tak terdengar gaungnya. Apakah pasukan tidak dikasih amunisi untuk menyerang, atau saya yang kudet.

Syukur, miskipun serangan fajar itu terjadi, biasanya anggota pasukan tiada yang berani mendekati rumah saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun