Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Awal Perjuangan Menuju Setengah Abad Pernikahan

9 Juli 2024   08:58 Diperbarui: 9 Juli 2024   11:08 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, (Dokumentasi Pribadi)

Sekali dua kali jujur. Setelah itu mereka belanja di tempat lain. Lewat di depan warung kami seperti tidak kenal. Lama-lama dia datang lagi, belanja lagi ngutang lagi. Entah dia lupa dengan utang lama atau pura-pura lupa. Allahu A'lam bish shawab.

Oknum begini memang tak banyak, tetapi tidak tertutupi oleh keuntungan yang kami peroleh.

Gagal Panen

Dalam masa bersamaan, suami menanam kacang tanah sebanyak satu karung bibit. Jangankan beruntung, modal pun buntung. Turun ke sawah gagal panen karena salah penggunaan pupuk.

Kondisi kami semakin tidak pasti. Kelahiran anak pertama kian dekat, kami tidak punya tabungan. Sering saya merenung dan menangis sendirian.

Untuk biaya hidup suami memotong karet milik pamannya, dengan sistem bagi hasil. Saya menerima upahan menjahit pakaian wanita dan anak-anak.

Lahiran yang Berutang

Hal paling saya takutkan terjadi juga. Saya kesulitan dalam melahirkan. Mau dioperasi harus ke RSU Padang (190 km). Dapat uang dari mana? Bayi kami lahir setelah 2 hari saya menahan sakit.

Untung Ibu bidannya bisa diajak damai. Lima puluh persen biayanya bisa berutang. Malangnya bayi kami meninggal dalam usia satu bulan karena tatanus pusat.

Bertekuk Lutut pada Kenyataan

Suami berhenti memotong karet, karena harga jual getah tidak memadai. Supaya kehidupan tetap berlanjut, kami bekerja serabutan. Pernah juga memburuh di kebun kopi tetangga.

Akhirnya kami bertekuk lutut pada keadaan. Suami minta izin berangkat ke Dumai. Di sana dia bekerja di PT Sari Repatri Karya. Sebuah perusahaan bergerak bidang Dok Kapal Tanki milik Pertamina. Kami menjalani LDR.

 Apakah problem hidup berakhir sampai di sini?

Belum... Ini hanya sepenggal kecil. Masih panjang kisah yang patut ditulis.

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun