Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bisnis Sapi Kurban ala Ayah Tikas

12 Juni 2024   22:11 Diperbarui: 13 Juni 2024   01:01 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sapi Qurban, (Dokumentasi Pribadi)

"Kenapa tidak dilepas liar, Pak? Biar dia cari makan sendiri?"

"Takutnya dia mencuri tanaman orang, Bu. Terus dilukai pakai parang."

Petani nyambi

Ayah Tikas, Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi 
Ayah Tikas, Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi 

Ayah Tikas bercerita penuh semangat, dirinya berasal dari Desa Tanjung Bunga Kecamatan Tanah Kampung, Kota Sungai Penuh. Dia berprofesi sebagai petani, nyambi memelihara sapi pedaging, spesialis hewan qurban 

Sapi yang masih muda dia beli dengan harga 7 hingga 8 juta per ekor. Sembilan atau sepuluh bulan kemudian (pas bulan Zulhijah) sudah memenuhi syarat untuk dijadikan hewan Qurban, dan dilego antara 15-18 juta rupiah. Tergantung besar kecilnya.

Makanya sapi milik Ayah Tikas dia jaga baik-baik supaya saat dijual tubuhnya gemuk dan mulus. "Kalau cacat, umpanya terdapat bekas luka, nilai jualnya jatuh. Bahkan tidak laku, kecuali untuk dipotong, karena tidak layak dijadikan Qurban," papar Ayah Tikas.

"Wah ..., Lumayan tuh, Pak. enaknya jumlahnya ditambah. Andaikan Bapak memelihara 4 ekor sapi setiap tahunnya, setidaknya 30 juta udah di kantong. Anggap saja Bapak menabung, setiap Idul Adha tabungannya dibuka."

"Kurang modal dan kurang tenaga, Bu. Syukur, rumputnya gratis saya arit sendiri. Jika dibeli satu karungnya Rp 35 ribu. Tak ada untungnya, malah rugi."

Penutup

Fakta di atas menunjukkan bahwa, bisnis hewan qurban bisa juga dipraktikkan secara kecil-kecilan, sebagai usaha sambilan.

Sekian dan terima kasih.

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun