"Kenapa tidak dilepas liar, Pak? Biar dia cari makan sendiri?"
"Takutnya dia mencuri tanaman orang, Bu. Terus dilukai pakai parang."
Petani nyambi
Ayah Tikas bercerita penuh semangat, dirinya berasal dari Desa Tanjung Bunga Kecamatan Tanah Kampung, Kota Sungai Penuh. Dia berprofesi sebagai petani, nyambi memelihara sapi pedaging, spesialis hewan qurbanÂ
Sapi yang masih muda dia beli dengan harga 7 hingga 8 juta per ekor. Sembilan atau sepuluh bulan kemudian (pas bulan Zulhijah) sudah memenuhi syarat untuk dijadikan hewan Qurban, dan dilego antara 15-18 juta rupiah. Tergantung besar kecilnya.
Makanya sapi milik Ayah Tikas dia jaga baik-baik supaya saat dijual tubuhnya gemuk dan mulus. "Kalau cacat, umpanya terdapat bekas luka, nilai jualnya jatuh. Bahkan tidak laku, kecuali untuk dipotong, karena tidak layak dijadikan Qurban," papar Ayah Tikas.
"Wah ..., Lumayan tuh, Pak. enaknya jumlahnya ditambah. Andaikan Bapak memelihara 4 ekor sapi setiap tahunnya, setidaknya 30 juta udah di kantong. Anggap saja Bapak menabung, setiap Idul Adha tabungannya dibuka."
"Kurang modal dan kurang tenaga, Bu. Syukur, rumputnya gratis saya arit sendiri. Jika dibeli satu karungnya Rp 35 ribu. Tak ada untungnya, malah rugi."
Penutup
Fakta di atas menunjukkan bahwa, bisnis hewan qurban bisa juga dipraktikkan secara kecil-kecilan, sebagai usaha sambilan.
Sekian dan terima kasih.
*****