Yang mengaku dirinya pernah tinggal di Sungai Penuh, pasti kenal dengan Sate Amir. Sekilas tak ada yang istimewa dengan warung sate padang yang satu ini. Â
Namun  siapa menyangka, Sate Amir  adalah warung sate tertua di Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci yang masih eksis sampai saat ini. Saya masuk ke Sungai Penuh tahun 1972 sate Amir ini sudah ada. Lokasinya di los sempit. Kira-kira di taman Kota Sungai Penuh Sekarang.
Waktu itu ada dua warung sate berdekatan. Sate Amir dan sate Zahara yang sekarang entah maheratnya kemana.  Warung sate baru pun  muncul silih berganti. Sate Amir tak lapuk di hujan tak lekang di panas. Hanya berpindah tempat beberapa kali.
Terakhir, sekarang Sate Amir menempati sebuah bangunan pribadi berlantai dua di Jalan Muradi  Nomor 06. Bersebelahan dengan  Rumah Makan Minang Soto dan Hotel Yani Kota Sungai Penuh.
Lalu apa saja kiat yang dipakai pengelola Sate Amir hingga bisa bertahan setengah abad lebih? Baca ulasan berikut sampai selesai.
1. Kuahnya pedas-pedas enakÂ
Setiap kuah sate buatan tangan berbeda mempunyai cita rasa sendiri-sendiri. Hal ini tentu tidak terlepas dari racikan bumbu yang digunakan, sesuai keunikannya masing-masing.
Pedas-pedas enak dan rasa rempah yang melimpah adalah rasa khas yang menempel pada kuah Sate Amir.  Perpaduan cabe,  garam,  dan  bumbu lainya pas dan mendenyut di lidah. Sekali dicicip, terkenang selamanya. Mungkin karena pedasnya itu yang bikin ketagihan.
Teman Facebook saya asal Jawa, pernah tinggal di Sungai Penuh dua puluhan tahun lalu. Begitu dia tahu saya berdomisili di Kerinci, dia langsung bertanya, "Bu, Sate Amir masih buka gak?"
"Ya, buka lah." balas saya.
2. Lontongnya Kenyal
Sebenarnya saya kurang doyan makan sate. Terutama jika lontongnya lembek, kuahnya tak berasa alias tawar. Â Itu enggak banget.