Sebagai informasi tambahan, PT Â Kerinci Merangin Hidro (KMH) adalah bagian dari Grup Kalla, yang bergerak di bidang energi.
2. Ganti  rugi/ganti untung  lahan dan bangunan
Beberapa pemilik lahan yang berlokasi di titik sentral proyek ada yang kaya mendadak. Tanah mereka dibayar dengan harga miliaran. Rumah-rumah  yang tergusur diganti baru, bagus, dan permanen. Padahal bangunan aslinya hanya  berupa gubuk. Maklum Bedeng Lima, identik dengan kampung perladangan.
Rumah dan tanah yang kelak tergerus oleh pelebaran sungai dan pembangunan jalan  baru,  juga dibayar. Tetapi beda tarif dengan yang di Dusun Bedeng Lima. Menurut istilah Pak Jokowi  cuman ganti untung. Hitung-hitung di atas kertas,  tetap saja lebih tinggi daripada harga umum.Â
Kondisi ini berdampak pada harga tanah  di Kecamatan Batang Merangin khususnya di desa Batang Merangin yang ikut-ikutan naik. Sebelumnya Rp 20 juta per  hektar  pun belum tentu ada yang beli. Terlebih jika posisinya di atas bukit dan jauh dari pinggir jalan raya.
3. Penjelmaan perkampungan baru
Dampak penting ke 3 dari pembangungan PLTA  Batang Merangin adalah, perladangan rakyat  di pinggir jalan raya,  yang dahulunya ditinggal pergi pemiliknya, kini banyak yang menjelma menjadi  perkampungan baru. Rumah-rumah makan pun tumbuh bak jamur di musim hujan. Â
Yang menarik, jika kita  melintasi  kawasan primer proyek PLTA pada  malam hari,  dari kejauhan tampak  lampu-lampu yang berkelap kelip bagaikan emas berlian bertaburan di kaki langit.
Sementara siang hari,  area-area yang dikuasai proyek PLTA, pemandangan didominasi alat-alat berat  yang sedang beroperasi meruntuh dan meratakan tanah-tanah perbukitan.