Di bumi tercinta  Indonesia raya ini, menitipkan orang tua ke panti jompo merupakan tabu, sikap memalukan, dan tidak etis. Khususnya bagi warga pedesaan.
Seperti dihebohkan warga net beberapa hari belakangan. Tiga orang anak menyerahkan ibu kandungnya  ke Panti Jompo Griya Lansia Khusnul  Khatimah Malang.Â
Tidak tanggung-tanggung. Ke tiga anak pemilik emak itu juga menyerahkan sepenuhnya pemakaman ibunya itu apabila kelak dia meninggal dunia. Subhanallah.
Sontak membuat warga net berang. Sang anak dihujat habis-habisan karena telah melakukan tindakan yang dianggap tidak biasa dan sangat tidak terpuji.
Diwartakan oleh beberapa sumber, nenek 65 tahun bernama Trimah tersebut mengaku, dia dititipkan ke panti jompo karena anak-anaknya tidak mampu membiayainya. Sebab selama pandemi 2 anak laki-lakinya di-PHK.
Sementara anaknya yang  perempuan suaminya juga di-PHK.  Dia numpang sama mertua. Untuk kebutuhan sehari-hari ke tiganya beralih profesi sebagai  tukang ojek.
Saya terhanyut dengan pernyataan Bu Trimah. Enaknya, seberapa hebohnya masayarakat mencerca ke 3 anaknya itu, dan melabeli mereka anak durhaka, namun saat diwawancarai Metro TV Senin malam 01/11/2021 lalu, Nenek asal Magelang Jawa Tengah tersebut sepertinya ikhlas dan sabar menerima kenyataan.
Tiada tergambar di wajahnya rasa dendam dan benci. Beliau hanya mengharap agar anak-anaknya bisa menjenguknya.
Apabila ditimbang-timbang plus minusnya, barangkali Nenek Trimah lebih senang tinggal di Panti Jompo daripada di tempat anak menantunya. Meskipun beliau butuh waktu untuk beradaptasi.
Di sana para lansia dapat menjalani kehidupan dengan baik. Aktivitasnya serba teratur. Ada jadwal olahraga, ngaji, makan disuapin dengan menu makanan bergizi tentunya, kamar dan tempat tidur bersih. Hal seperti itu  belum tentu diperolehnya  di luar sana.
Memperhatikan kondisi tersebut, tak ada salahnya lansia-lansia yang keluarganya yang kurang mujur di bidang ekonomi, tinggal  di Panti Jompo. Yang penting, hubungan dengan keluarga tetap lancar. Anak-anak dan menantu rutin mengunjungi.  Supaya mereka tidak merasa dibuang.
Terlebih seperti Bu Trimah yang tidak bisa melakukan apa-apa. Tak bisa berjalan kecuali ngesot,  karena beliau  diserang strook sejak setahun lalu. Numpang tinggal pula bersama mertua anak.
Mendingan  Nenek Trimah tidak bertingkah yang aneh-aneh. Apa jadinya jika  dia pikun.  Tidak mau mandi, salat Subuhnya  pukul 3 sore sampai 5 rakaat, sudah dikasih makan dikatakannya belum, buang air sembarangan, suka main-main tinjanya sendiri. Duh Allahuakbar.Â
Oh ya. Tadi membahas  kondisi di panti jompo. Bagi lansia yang berkemampuan di segi ekonomi, sementara anak-anaknya sibuk sehingga tak sempat mengurus orang tuanya, juga bagus tinggal di panti jompo.  Pilih panti jompo dan rusun khusus lansia berbayar. Tarif per bulannya bervariasi. Antara 1,5-20 juta. Tergantung jenis kamar dan pelayanannya. Â
Daripada di rumah sendirian. Meskipun bayar ART belum tentu perawatannya sebagus di panti jompo. Kos yang yang dikeluarkan mungkin beda tipis. Lagi-lagi yang penting, anak cucu dan menantu rutin berkunjung. Minimal komunikasi via Handphone yang bisa dilakukan  setiap hari. Â
 Novelis besar Indonesia al-marhumah NH Dini, malah sengaja menjual semua asetnya, lalu memilih tinggal Wisma Lansia Harapan Asri di Banyumanik.  Beliau tidak mau merepotkan ke dua anaknya yang menetap di luar negeri.
Di  panti jompo berbayar ini, selain kamar dilengkapi pula dengan beragam fasilitas dan pelayanan. Mulai kesehatan, olah raga, berjemur setiap pagi, sampai hiburan, spiritual, dan sebagainya.
Seperti panti jompo umumnya, di sana para lansia akan bergaul dengan banyak teman. Sehingga mereka melewati hari-harinya dengan bahagia. Dan jika keadaan memungkinkan, mereka bisa melakukan hal-hal yang produktif dan menyenangkan. Seperti menulis, facebookan, Â dan sebagainya. Informasi lengkapnya lihat di sini!
Demikian ulasan ini ditulis berdasarkan opini pribadi dan didukung dengan informasi dari  berbagai  sumber. Bukan berati saya mengamini sikap putra-putri Bu Trimah. Tetapi ini hanya sebagai sharing pendapat. Keputusan ada di tangan Anda.  Terima kasih. Salam dari pinggir Danau Kerinci.
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H