Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbagi Sabun, Cara Jitu Mendidik Anak Bertanggung Jawab

28 Juni 2021   20:38 Diperbarui: 28 Juni 2021   20:41 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gara-gara PDAM mandek, gadis ini terpaksa nyuci piring di sungai. (Ilustrasi berbagi tugas dalam rumah tangga. Foto NURSINI RAIS).

Berbagi  sabun, cara jitu mendidik anak bertanggung jawab. Judul ini kedengarannya lucu dan enteng. Memang gewean ini cukup dengan berbagi sabun?

Tentu saja tidak. Banyak tindakan lain yang harus diterapkan. Berbagi sabun ini cuman segelintir kiat dalam menggotong tugas dalam rumah tangga. Namun intinya adalah melatih anak-anak konsisten dan bertanggung jawab, minimal terhadap dirinya sendiri.

Sekilas terdengar,  pekerjaan  rumah tangga itu enteng dan ringan. Masak,  nyuci, bersih-bersih, ya, beres. Tapi jangan dianggap sepele. Hari habis bukti kerjanya tak nampak. Tetapi bukan ini subtansi bahasan artikel ini.

Terkait topik cara jitu  mendidik anak bertanggung jawab ini saya akan berbagi cerita. Tahun 1978 saya punya ibu dan bapak kos. Mereka seusia orang tuaku.

Zaman itu beliau-beliau ini punya anak cuman 7, tanpa ART. Tetapi rumahnya rapi, bersih atas dan bawah (lantai 1 dan 2). Tak pernah ketemu piring numpuk, pakaian yang bergelayutan, sepatu yang centang perenang dekat tangga, pokoknya rapi nian.

Begitu juga  pekarangannya depan dan belakang bebas sampah. Anak-anaknya damai, nyaris tak pernah berantem.

Bukan berarti istrinya tak kerja  selain ngurus rumah tangga. Sesekali belaiu juga ikut ke kebun.  Kecuali saat melahirkan dan anaknya masih bayi.

Setelah saya amati, ternyata keluarga ini punya aturan unik dalam berbagi tugas rumah tangga. Setiap pagi  Minggu, anak-anaknya diberikan sebongkah sabun cuci. 

Zaman itu masih pakai sabun batangan merek mahkota, sunligh, dan entah apa lagi saya sudah lupa. Kalau sabun mahkota, semuanya dikasih serupa, dan seterusnya. Tak lebih dan tak kurang.

Silakan cuci baju masing. Yang mau nyuci di sungai silakan, nyuci di sumur mandi juga boleh. Pokoknya  urus pakaian dan sepatu masing-masing. Emaknya tak pernah menyalahkan jika ada hasil cuciannya kurang bersih.

Anak-anak  cowok yang besar dikasih tugas tambahan. Umpamanya saat libur sekolah membantu orang tua menggangkat kayu bakar dari kebun ke rumah.  Yang cewek memasak. Tetapi tetap memakai konsep sama rasa dan sama rata. Sesuai porsi dan kemampuannya masing-masing.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun