Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bilang “I Love You?” Ada apa dengan Masker

15 September 2020   12:35 Diperbarui: 15 September 2020   12:48 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah banyaknya masyarakat menolak  menggukanan masker, saya memantapkan hati bilang “I love you” pada benda mungil penutup hidung dan mulut ini.

Salah satu pola hidup sehat yang harus diterapkan di era normal baru adalah menggunakan masker saat keluar rumah. Namun dalam praktiknya masih mengalami banyak kendala.

Sebagian masyarakat enggan mematuhinya. Mereka berdalih, risih, bosan, sampai mengait-ngaitkannya  dengan ajaran agama tertentu. Katanya, sakit dan sehat Tuhan yang menentukan. Bukan masker.

Kemarin saya negor keponakan. Dia naik motor menempuh perjalannan 15 km, tanpa  mengenakan masker.

“Eh ..., Nek. Corona sudah habis. Nenek tengok di pasar  (baca: di kota kabupaten). Tiada lagi orang pakai masker,” protesnya.

“Kamu korban minim  informasi. Punya TV cuman untuk nonton sinetron. Sekarang angka kematian karena terinfeksi  Covid 19 di Indonesia mendekati 9 ribu,” balas saya.

“Malas. Risih,” tambahnya.

Berkumpul tanpa pakai masker di tempat arisan. Foto NURSINI RAIS
Berkumpul tanpa pakai masker di tempat arisan. Foto NURSINI RAIS
Kenyataannya memeng begitu. Amat sedikit masyarakat di derah kami Kerinci dan Kota Sungai Penuh sini yang mematuhi protokol kesehatan.

Mereka bebas melenggang ke mana-mana  tanpa mengunakan masker. Seakan-akan  keriuhan  Virus Corona  hanya dongeng belaka. Ya, sudah.  Itu urusan individu masing-masing.

Emak-emak belanja di Pasar Sore. Foto NURSINI RAIS
Emak-emak belanja di Pasar Sore. Foto NURSINI RAIS
Beda dengan saya, yang telah memantapkan diri bilang “I love you” pada masker. Awalnya memang agak ribet. Lama-lama jadi terbiasa. Keluar rumah tanpa masker malah serasa ada yang kurang.

Kini benda ini telah  menjadi bagian dari keseharian saya. Fungsinya tidak hanya untuk saling melindungi antar  sesama. Tetapi juga  memberikan rasa nyaman saat memamakainya. Sebab,  

1. Tak Perlu Dandanan Terlalu Serius

Tua-tua begini, kalau bepergian saya masih suka bersolek.  Ahay ... Tapi gayanya ala nenek-nenek.  Bersihkan muka, pakai  pelembab, fundation, terus ditutupi bedak tabur, plus lipstik warna bibir alakadarnya. 

Selama pakai masker, cukup  olesi bedak bayi. Siap berangkat. Kecuali pada acara-acara tertentu.  Toh bagian wajah yang terdedah  kurang dari 50 %.

2. Irit, Efektif,  dan Praktis.

Mengesampingkan alat kosmetik berarti penghematan.  Jika biasanya belanja perlengkapan kosmetik sekali  5 bulan, selama bermasker perangkat yang ada pun mungkin telah kedaluarsa.

Di segi waktu pun sangat efektif. Golibnya, kalau mau keluar bersama cowok gantengku,  beliau selalu mengingatkan supaya saya bersiap-siap lebih awal. Dia sendiri belum mandi.

Selesainya  saya tetap belakangan. Tak jarang makai jilbab sembari ngunci pintu. Maklum, bapak-bapak kurang sabar menunggu.

Selama jatuh hati pada masker, kapan diajak pergi  dandan tuntas dalam waktu 5 menit. Intinya,  menggunakan masker bukan bikin ribet. Tetapi mengubah urusan rumit menjadi lebih praktis.

3. Menambah Percaya Diri

Seiring bertambahnya usia, pipi sudah kendor, kulit kering, gigi ompong, cakaran elang di sudut mata berjibaku. Dengan bermasker sebagian kelemahan tersebut bisa tertutupi.

Sedikit  banyaknya akan berpengaruh pada rasa percaya diri  saat berada di tempat-tempat umum. Atau kebetulan ketemu teman lama. He he ....

4. Melindungi Wajah

Terlalu lama terpapar angin dan cahaya matahari, mengakibatkan kulit wajah menjadi kering, perih, memerah, dan kadang-kadang  gatal tersebab alergi. Gejala begini biasanya muncul setelah berwisata di alam terbuka, atau naik motor menempuh jarak jauh.  

Dengan mengenakan masker, dampak-dampak  seperti itu dapat dikurangi. Bahkan bisa dinolkan.

Inilah  4 alasan mengapa saya tak ragu mengatakan “I love you”  pada masker. Bagaimana dengan Anda. Mau berjaga-jaga agar tidak tertular Covid 19?  Ayo ...! Ikuti saya bilang “I love you” pada masker. Gunakan ia  saat beraktivitas di luar rumah. Jaga jarak, hindari berkerumun di tempat ramai, sering cuci tangan pakai sabun.  

****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun