Di tengah banyaknya masyarakat menolak menggukanan masker, saya memantapkan hati bilang “I love you” pada benda mungil penutup hidung dan mulut ini.
Salah satu pola hidup sehat yang harus diterapkan di era normal baru adalah menggunakan masker saat keluar rumah. Namun dalam praktiknya masih mengalami banyak kendala.
Sebagian masyarakat enggan mematuhinya. Mereka berdalih, risih, bosan, sampai mengait-ngaitkannya dengan ajaran agama tertentu. Katanya, sakit dan sehat Tuhan yang menentukan. Bukan masker.
Kemarin saya negor keponakan. Dia naik motor menempuh perjalannan 15 km, tanpa mengenakan masker.
“Eh ..., Nek. Corona sudah habis. Nenek tengok di pasar (baca: di kota kabupaten). Tiada lagi orang pakai masker,” protesnya.
“Kamu korban minim informasi. Punya TV cuman untuk nonton sinetron. Sekarang angka kematian karena terinfeksi Covid 19 di Indonesia mendekati 9 ribu,” balas saya.
“Malas. Risih,” tambahnya.
Mereka bebas melenggang ke mana-mana tanpa mengunakan masker. Seakan-akan keriuhan Virus Corona hanya dongeng belaka. Ya, sudah. Itu urusan individu masing-masing.
Kini benda ini telah menjadi bagian dari keseharian saya. Fungsinya tidak hanya untuk saling melindungi antar sesama. Tetapi juga memberikan rasa nyaman saat memamakainya. Sebab,
1. Tak Perlu Dandanan Terlalu Serius
Tua-tua begini, kalau bepergian saya masih suka bersolek. Ahay ... Tapi gayanya ala nenek-nenek. Bersihkan muka, pakai pelembab, fundation, terus ditutupi bedak tabur, plus lipstik warna bibir alakadarnya.
Selama pakai masker, cukup olesi bedak bayi. Siap berangkat. Kecuali pada acara-acara tertentu. Toh bagian wajah yang terdedah kurang dari 50 %.
2. Irit, Efektif, dan Praktis.
Mengesampingkan alat kosmetik berarti penghematan. Jika biasanya belanja perlengkapan kosmetik sekali 5 bulan, selama bermasker perangkat yang ada pun mungkin telah kedaluarsa.
Di segi waktu pun sangat efektif. Golibnya, kalau mau keluar bersama cowok gantengku, beliau selalu mengingatkan supaya saya bersiap-siap lebih awal. Dia sendiri belum mandi.
Selesainya saya tetap belakangan. Tak jarang makai jilbab sembari ngunci pintu. Maklum, bapak-bapak kurang sabar menunggu.
Selama jatuh hati pada masker, kapan diajak pergi dandan tuntas dalam waktu 5 menit. Intinya, menggunakan masker bukan bikin ribet. Tetapi mengubah urusan rumit menjadi lebih praktis.
3. Menambah Percaya Diri
Seiring bertambahnya usia, pipi sudah kendor, kulit kering, gigi ompong, cakaran elang di sudut mata berjibaku. Dengan bermasker sebagian kelemahan tersebut bisa tertutupi.
Sedikit banyaknya akan berpengaruh pada rasa percaya diri saat berada di tempat-tempat umum. Atau kebetulan ketemu teman lama. He he ....
4. Melindungi Wajah
Terlalu lama terpapar angin dan cahaya matahari, mengakibatkan kulit wajah menjadi kering, perih, memerah, dan kadang-kadang gatal tersebab alergi. Gejala begini biasanya muncul setelah berwisata di alam terbuka, atau naik motor menempuh jarak jauh.
Dengan mengenakan masker, dampak-dampak seperti itu dapat dikurangi. Bahkan bisa dinolkan.
Inilah 4 alasan mengapa saya tak ragu mengatakan “I love you” pada masker. Bagaimana dengan Anda. Mau berjaga-jaga agar tidak tertular Covid 19? Ayo ...! Ikuti saya bilang “I love you” pada masker. Gunakan ia saat beraktivitas di luar rumah. Jaga jarak, hindari berkerumun di tempat ramai, sering cuci tangan pakai sabun.
****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H