Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Aku Tak Perlu Tahu

22 Agustus 2020   08:51 Diperbarui: 22 Agustus 2020   09:00 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Tukang Becak Pingsan Diduga Corona Ternyata Kelaparan (Sumber : www.dream.co/Foto Instagram @makassar_iinfo ).id

Semasa  remaja  kita tidak berkarib
Kau seniorku  aku yuniormu  
Tetapi aku tahu siapa kamu
Ayah bundamu terpandang golongan berduit. 

Dalam kampung  dan di sekolahan
 kamu adalah cowok rebutan
 Wajahmu tampan tiada duanya
Dikerubungi cewek-cewek cantik

Seperempat abad kita berpisah
Lulus kuliah, kamu hijrah ke kota  
Aku di desa bercocok tanam di sawah dan ladang.
Kamu dan aku tak pernah saling kabar
Pertemanan kita  biasa-biasa saja

Kabar kematianmu membuatku linglung
 Tak percaya, tapi benar adanya
 Sungguh tragis dan menyayat pilu
Kecelakaan merenggut nyawamu  
saat tubuhmu basah bermandi keringat
 mengayuh becak  demi  perut  anak istri.

Langit bertanya, bumi pun bertanya
Dimana pendidikanmu, ke mana sarjanamu
Dimana pula wajah ganteng kebanggaanmu dulu
Ah ..., aku tak perlu tahu
Semuanya urusan Ilahi  Yang Satu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun