Lagi-lagi berkat pegagan kondisi perut saya normal kembali. Padahal sebelum saya pamit pulang, Bu dokternya berpesan, kalau ada keluhan supaya menghubungi dia.
Saya mikir, sekali ke dokter tiga ratus lima puluh ribu lho, he he ....
![Daun pegagan beserta batangnya (atas). Daun pegagan dan tangkainya (bawah). (Foto NURSINI RAIS | dok.pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/07/14/incollage-20200714-152719349-5f0d741e097f3652be42d4c3.jpg?t=o&v=555)
Pertama, segenggam pegagan sekalian batang dan daunnya direbus dengan 2 gelas air putih seperti memasak sayur tanpa bumbu.
Angkat, diginkan. Minum airnya 2/3 gelas 2 x sehari. Pagi sebelum sarapan dan malam sebelum tidur. Bangun pagi rasakan sensasinya.
Kedua, 20- 25 lembar daun pegagan berikut tangkainya, dikunyah mentah sampai sarinya terkuras. Air dan ampasnya ditelan. Lakukan 2 x pagi dan sore. Sebelum dikunyah, sebaiknya disiram dulu dengan air mendidih.Â
Di antara dua pilihan tersebut lebih cepat reaksinya dengan langkah pertama (direbus).
Di desa saya, daun pegagan banyak dijual di pasar tradisional. Dengan duit Rp 1000 dapat dua kali rebus. Saya yakin di tempat lain juga mudah memperolehnya. Cari di lahan bersih, aman, dan kira-kira bebas dari hewan ternak mundar-mandir.
Demikian pengalaman ini saya bagikan. Semoga bermanfaat.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI