Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Garis Hidup

18 Juni 2020   06:05 Diperbarui: 18 Juni 2020   06:55 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Foto NURSINI RAIS

Dua ratus hari kau tinggalkan aku, rindu ini semakin menggebu. Ingin kukabarkan padamu berita gembira berbumbu nestapa.

Bibit cinta yang kau semaikan,  kini telah berdaun dua. Namun, tumbuhnya di padang pasir terdedah kemarau.  Putik pun belum tentu menjadi buah. Aku bahagia di antara pedihnya luka yang berdarah.  

Saat-saat begini aku butuh tangan kekarmu, melepaskan aku dari kejamnya takdir, melipur lara dikala gulana, menghapus pipiku saat mata ini basah.

Pulanglah! Ketuklah  pintu, panggil namaku! Walau hanya dalam mimpi. Aku, dan tiga malaikat kecil kita rindu senyummu,  rindu aroma tubuhmu,  rindu belaianmu, rindu keikhlasan kasih sayangmu.  

Kita bukan keluarga berada. Tapi, sepuluh tahun kebersamaanku dan kamu, dua musim cinta kita berbuah, kau didik aku menjadi manja. Kuangkat cucian, “Itu bukan urusanmu.” Kupegang sapu, “Habis  lahiran perempuan harus istirahat total.”

Kini tiada lagi nada-nada itu merayu. Yang ada hanya ruang hampa. Ditingkahi detak sepatu wanita-wanita cantik berseragam putih, yang  menoreh keheningan malam.  

Mereka merawat aku dan bayi cantik kita dengan hati. Melebihi perhatiannya kepada penghuni lain di ruang berdinding  putih ini. Seakan mereka hafal  hiruk pikuk pasar malam di kepalaku.

Bukan salah siapa-siapa. Bukan kelalaian kamu, bukan pula kehendak aku. Garis hiduplah yang menentukan sesar  adalah jalan terakhir. Tersenyumlah, tutuplah matamu, istihatlah di surgaNya. Suatu saat kita pasti berjumpa di alam yang sama.

****

Ditulis di Pinggir Danau Kerinci, 18/06/2020

Hj. Nursini Rais.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun