Dari bangku sekolah saya kurang suka pelajaran puisi. Â Sebab, bahasa puisi itu susah dimengerti.
Waktu saya sekolah  di SLP dan SLA era 6 puluh dan 7 puluhan,  kalau disuruh Pak Guru menulis/cipta puisi, palingan yang keluar puisi andalan semasa Sekolah Rakyat, "Kerlap-kerlip Lampu Di kapal ...." dan "Anak Cecak di Atas Loteng". Sayangnya saya tak ingat lagi ujungnya ke mana, judulnya apa.Â
Setinggi-tingginya kepintaran saya mencipta puisi, mengutip beberapa pantun Emak yang sering beliau nyanyikan saat meninabobokan adik.
Intinya zaman itu, kalau belajar Bahasa Indonesia, materi  lain okey, puisi minggir ...!  He he ....  Salam #DariRumahAja, di Pinggir Danau Kerinci.
**** Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI