Tuhan Maha Tahu bahwa zaman itu tidak ada alternatif lain untuk menyelamatkan jiwa saya.
Alhamdulillah, saya sembuh total. Sampai di usia ke 67 tahun ini asma tak pernah lagi mengunjungi tubuh saya. Kecuali batuk flu. Cukup minum air asam jawa dan gula aren saja. Plus segelas air suam rendaman irisan bawang merah sebagai obat flu.
Terakhir saya mengetahui, bahwa pengobatan menggunakan air seni ini memang benar adanya. Sebuah sumber mengulas, cairan yang disebut air seni ini terdiri dari 95% air dan 5% berbagai nutrisi antara lain vitamin, mineral, protein, dan antibodi.
Masih berdasarkan ulasan yang sama, terapi urine ini sudah dikenal sejak beribu-ribu tahun lalu. Ditemukan pada negara-negara di Asia seperti Cina, Mesir, India, dan negara-negara di Afrika.
Namun, lagi-lagi menurut sumber yang sama, komunitas ilmiah dan medis kebanyakan menentang terapi urin atau pemanfaatan urin secara umum. Â
Alasannya, hingga saat ini belum ada penelitian ilmiah yang berhasil mengungkapkan apa saja dampak positif dan negatif dari pemanfaatan urine yang cukup teruji atau dapat dijadikan acuan. Ulasan lengkapnya klik disini.
Oleh sebab itu, jangan tiru apa yang sudah saya lakukan. Kini dunia sudah modern. Dokter banyak, perawat bejibun. Bawa aja Kartu BPJS Kesehatan. Â Anda dapat pelayanan dan obat gratis.
Berupaya menghindar dari hal terburuk itu sah-sah saja. Apalagi mengelak maut yang nyaris tampak di depan mata. Seperti virus corona si pencabut nyawa yang sedang mencari mangsanya saat ini. Jangankan manusia, nyamuk pun takut mati.
Asalkan langkah yang diambil logis dan terukur. Jangan bersikap konyol kalau tak mau mati konyol. Â
Tenang! Kita bukan sendiri. Pemimpin (pemerintah) senantiasa melindungi kita. Mereka bertindak lumayan cepat. Meskipun belum memuaskan segala pihak.
Sebagai informasi tambahan, sampai kemarin Rabu, 18/3/2020 pukul 12.00 WIB, kasus positf corona menjadi 227, meninggal 19 orang sembuh 11 orang  (kompas.com 18/03/2020). Semoga yang sembuh terus bertambah, yang mininggal stop di sini.