Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tahun Baru Imlek Sepi? Tenang, Ini Untungnya bagi Masyarakat!

29 Januari 2020   21:31 Diperbarui: 29 Januari 2020   22:26 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: radarindo.co.id

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Tahun Baru Imlek 2571 di daerah kami sepi. Tak ada pesta  kembang api. Tiada pula bagi-bagi angpao bersampul merah.

Singkat kata, tiada acara apapun untuk memeriahkan hari raya kebanggaan saudara kita etnis Tionghoa itu di Desa Simpang Empat Tanjung Tanah, Danau Kerinci.

Alasannya, seratus persen penduduknya Melayu Kerinci beragama Islam. 

Tapi tenang! Jangan sedih dulu! Mulai akhir Desember 2019 sampai sekarang, pasar pagi, pasar sore, dan pekan mingguan tradisional sedikit lebih ramai dari biasanya. 

Hal ini mungkin terkait dengan peredaran uang, yang dibawa pulang oleh TKI dari Malaysia. Sebab,  setiap akhir tahun para pahlawan devisa tersebut  ramai-ramai pulang kampung. Mereka memanfaatkan libur Imlek plus minta cuti kerja pada tokenya disana untuk bebarapa hari. Bahkan sampai satu bulan.

Kondisi ini mengingatkan saya pada pasca pileg tahun 2019 lalu. Yang mana, pasar penuh sesak, daya beli masyarakat miningkat tajam. Karena mereka membelanjakan uang angpao, hadiah  lima tahunan dari para caleg.

Namun, pada Tahun Baru Imlek 2020  ini, suasana pasar-pasar  jauh lebih  sepi dibandingkan kondisinya sesudah pemilihan legislatif.

Terlepas dari itu, momen musiman begini  membawa berkah tersendiri bagi para  pedagang. Mulai penjual ikan, barang harian, sampai ke toko dan tukang bangunan beserta pekerjanya. 

Karena  di antara TKI yang mudik,  sebagiannya memanfaatkan waktu cutinya untuk menyelesaikan rumahnya yang masih terbengkalai. Ada juga yang mulai membuat bangunan baru.

Tidak hanya itu,  beberapa TKI yang menjomblo pun menyengajakan pulang  untuk menikah. Ada yang membawa calon jodoh dari sana, tak sedikit pula yang mencomot pasangan dari desa. Usai menikah isteri/suaminya diboyong pergi.

Tentu ada pihak lain yang diuntungkan. Baik segi ekonomi maupun sosial. Untuk keperluan pesta, banyak pedagang yang keciprat berkahnya. Mulai penjual bahan masak-memasak, cabe, kelapa, bawang, dan sebagainya, sampai ke pedagang ayam potong, ikan, daging dan lain-lain. 

Belum lagi penyedia layanan jasa/sewa prewedding dan pernak pernik lainnya. Minimal  kelas sederhana yang ada di desa-desa.    

Pertanyaannya, sebegitu ngefekkah para TKI tersebut terhadap perekonomian dan  pembangunan desa? Jawabnya iya. Sebab, sebelum penduduk setempat rame-rame pergi bekerja di Malaysia, kehidupan warga relatif sulit. Hanya mengandalkan padi hasil  bertanam di  sawah. Paling-paling pencaharian tambahannya sebagai nelayan di Danau Kerinci.

Sawah yang digarap pun cuma sawah warisan. Menunggu giliran yang kadang hanya ketemu sekali dua puluh tahun. Sekadar ngisi perut, oke-lah. Bisa tertutupi  seadanya. Untuk membangun, biaya pendidikan anak ke perguruan tinggi, ke mana uang akan dicari. 

Tetapi harus diakui juga, cuti Imlek zaman sekarang para TKI yang pulang jauh lebih sedikit dibandingkan masa libur yang sama sebelum tahun 90 an. Mengingat kini nasib pekerja di Malaysia tidak sejaya masa-masa tersebut.

"Sekarang enaknya bekerja di Malaysia tinggal cerita, Bu. Tidak seperti dulu lagi. Soal kesejahteraan, beda tipis dengan di sini, " aku salah seorang TKI Malaysia tetangga saya yang tak mau disebut namanya. "Kalau kurang cerdas ngatur pengeluaran, perolehan di sana habis di sana. Jadwal balek kampung pun harus terencana. Kalau mudik sekarang (Imlek), lebaran Idulfitri tak mudik lagi," tambahnya.  

Demikian uraian  singkat, tentang keuntungan yang diperoleh masyarat desa saya dalam melewati perayaan tahun baru Imlek 2020.  Gong Xi Fa Cai. Salam dari Danau Kerinci.

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun