Dalam rangka memperingati Hari Ayah, tanggal 12 November kemarin,  Bu Ida guru Kelas 6 minta siswanya menggambar. Materinya,  melukis kartu atau stiker  ucapan selamat Hari Ayah.
Lukisan dibuat seindah mungkin dalam buku gambar, dibubuhkan krayon aneka warna. Usai arahan dari Bu Ida, siswa mulai berkreasi sesuai idenya masing-masing. Kecuali Isma'il sosok cowok paling pemalu.
"Ayo, Ma'il! Silakan bekerja!"
"Maaf, Bu. Saya tidak bawa peralatan menggambar.''
Ketua kelas berdiri dan berkata, "Saya punya dua. Kamu boleh pinjam satu, Ma'il."
Buku gambar mendarat di meja Ma'il. Dengan malu-malu Ma'il mengucapkan terima kasih.
Sepuluh  menit berlalu, suasana kelas makin sibuk. Ada yang saling tukar krayon. Ada juga pinjam-meminjam penggaris.
Ma'il belum juga bergerak. Dia ngelamun seperti memikirkan sesuatu, pandangannya kosong seperti ada yang kurang.
Bu Ida maklum. Mail kurang suka pelajaran menggambar. Dia jago Matematika dan Bahasa Indonesia. Terutama menulis cerita.
Bu Guru berhijab itu melangkah ke bangku Mail.
Ma'il mulai mencorat-coret. Tetapi sambil menulis halaman bukunya ditutup-tutupi. Seakan takut gambarnya dicontek.