Antara korban dan pelaku sempat bertemu beberapa kali, tapi orangtua YN tidak menaruh curiga. Sehingga korban mau dilamar oleh cewek yang mengaku cowok tersebut.
Kevin juga pernah datang  bersama  orangtuanya ke rumah YN. Belakangan diketahui bahwa orang yang dibawanya tersebut dia bayar untuk mengakui sebagai orangtuanya.Â
Keluarga kecewa. YN mengalami trauma dan syok berat karena menanggung malu.Wajar, tenda sudah terpasang, undangan sudah tersebar.
Akibat perbuatannya, Kevin diamankan oleh pihak  berwajib. Tetapi  kasusnya berakhir dengan perdamaian dan akan diselesaikan secara kekeluargaan.
Kasus kedua, meneguhkan pembenaran saya pada tradisi masyarakat pedesaan (khusus di tempat saya). Para orangtua tidak begitu mudah percaya terhadap orang dari luar daerah  untuk melamar anak gadisnya. Terutama lelaki yang belum lama mereka kenal.
Tetangga saya pernah berujar, "Saya lebih memilih menjodohkan anak saya dengan tukang sapu, asal keturunannya diketahui. Daripada menikahkan dia dengan pengusaha tetapi asal usulnya tidak jelas. Mana tau, ngakunya ini itu, rayuannya semanis madu. Ternyata dia perampok ulung."
Tetapi, bukan berarti semua pengguna media sosial itu jahat. Banyak juga insan yang berlawanan jenis berkenalan di dunia maya, berakhir di pelaminan alam nyata. Yang penting, pengguna tetap berwanti-wanti dan pandai membaca yang  tersirat di balik tersurat.Â
Beberapa tahun yang lalu, putri sahabat saya menjalin hubungan dengan pemuda Turki via medsos. Perkenalan mereka berlanjut ke pelaminan setelah cowok Muslim itu memboyong orangtuanya datang ke Indonesia untuk melamar. Ritual lamaran ditutup dengan akad nikah. Usai pesta, Si gadis langsung mereka bawa terbang ke negara lintas benua tersebut.
Tidak sedikit pula kaum selebritis bertemu calon jodohnya lewat  dunia maya. Ada Marion Jola dan Julian Jacob, Kevin Aprilio dan Vicy Melanie,  serta  sederet artis lainnya. Oh, ya Siti KDI dan suaminya bule Turki  Cem Junet Perk  juga mengawali perkenalan di media sosial. Â
Simpulan, kemajuan teknologi tidak perlu dicemaskan secara berlebihan. Sebab, ilmu pengetahuan dikembangkan untuk memudahkan manusia dalam kehidupan. Yang penting, gunakan akal untuk berpikir cerdas.Â