Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

3 Emak- emak Hebat di Danau Kerinci

16 Agustus 2019   20:40 Diperbarui: 17 Agustus 2019   14:19 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah saya korek-korek, Emak Alek juga bercerita, lokan hasil tangkapannya dia bawa pulang sendiri pakai motor. Baginya, proses pembuangan kulitnya relatif cepat. Dua karung lokan dapat diselesaikannya selama kurang lebih 4 jam, tanpa bantuan siapa-siapa. Hasilnya, sekitar 60-an canting isi lokan.

Hebatnya, Emak yang tak mau dipotret ini juga lihai bermarketing. Isi lokan tersebut dia jajakan pakai motor honda ke desa lain. Satu kali berjualan dia menjelajahi belasan dusun. Bahkan kadang-kadang 30 km dari desa "PL" tempatnya berdomisili.

Nilai jualnya pun lebih tinggi. Antara Rp 6000-6500 per canting. Jadi, dua hari bekerja wanita yang mengaku ditinggal mati suaminya ini meraih rupiah 360-390 ribu. Setiap minggunya dia beraktivitas di sungai sebanyak 2 kali.

Penjual lokan yang masih bercangkang di Pasar Sore Tanjung Tanah. Dokumentasi pribadi.
Penjual lokan yang masih bercangkang di Pasar Sore Tanjung Tanah. Dokumentasi pribadi.
Ketika ditanya suka dukanya selama menangguk dan menjual lokan, ibu 3 anak itu menjawab, "Orang tani seperti saya tak ada senangnya, Bu. Sekarang di daerah perburuan kami lokannya sudah mulai langka. Kecuali di bagian sungai yang agak dalam. 

Sampai sebatas leher," paparnya sembari menempelkaan punggung tangannya di bawah dagu. "Habis mau bagaimana lagi. Menghidupi 7 jiwa sangat melelahkan. Putra pertama saya sudah menikah punya anak 1, belum bekerja. Mau tak mau isteri dan anaknya menjadi tanggung jawab saya. Dua anak saya yang lain masih sekolah," jawabnya sendu.

Saya berdecak kagum dan bergumam, "Pantasnya perempuan ini dijuluki Emak perkasa."

Sebagai informasi tambahan, sebelum lokan Danau Kerinci ini dikonsumsi ada dua versi cara pengolahannya. Pertama, setelah dibersihkan langsung dimasak bersama kulitnya. Lazimnya dibuat sop. 

Ke dua, kulitnya dibuang, kemudian bikin sambal. Digoreng pakai cabe, atau diungkep bersama bumbu-bumbu, (Jahe, lengkuas, kunyit, bawang putih, bawang merah, garam, daun jeruk, daun kunyit, cabe).

Semua bumbu digiling halus terus ditumis sampai harum. Tambahkan lokan + tomat + sedikit air terus diaduk dan tutup. Biarkan matang, lalu diangkat. Sajikan bersama nasi panas.

Beginilah kisah perempuan-perempuan hebat yang senang menghabiskan hari-harinya di dalam Danau Kerinci. Saya bangga dengan mereka. Mereka perempuan-perempuan kreatif. Mereka perempuan-perempuan tangguh, dan mereka perempuan-perempuan perkasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun