Setelah saya korek-korek, Emak Alek juga bercerita, lokan hasil tangkapannya dia bawa pulang sendiri pakai motor. Baginya, proses pembuangan kulitnya relatif cepat. Dua karung lokan dapat diselesaikannya selama kurang lebih 4 jam, tanpa bantuan siapa-siapa. Hasilnya, sekitar 60-an canting isi lokan.
Hebatnya, Emak yang tak mau dipotret ini juga lihai bermarketing. Isi lokan tersebut dia jajakan pakai motor honda ke desa lain. Satu kali berjualan dia menjelajahi belasan dusun. Bahkan kadang-kadang 30 km dari desa "PL" tempatnya berdomisili.
Nilai jualnya pun lebih tinggi. Antara Rp 6000-6500 per canting. Jadi, dua hari bekerja wanita yang mengaku ditinggal mati suaminya ini meraih rupiah 360-390 ribu. Setiap minggunya dia beraktivitas di sungai sebanyak 2 kali.
Sampai sebatas leher," paparnya sembari menempelkaan punggung tangannya di bawah dagu. "Habis mau bagaimana lagi. Menghidupi 7 jiwa sangat melelahkan. Putra pertama saya sudah menikah punya anak 1, belum bekerja. Mau tak mau isteri dan anaknya menjadi tanggung jawab saya. Dua anak saya yang lain masih sekolah," jawabnya sendu.
Saya berdecak kagum dan bergumam, "Pantasnya perempuan ini dijuluki Emak perkasa."
Sebagai informasi tambahan, sebelum lokan Danau Kerinci ini dikonsumsi ada dua versi cara pengolahannya. Pertama, setelah dibersihkan langsung dimasak bersama kulitnya. Lazimnya dibuat sop.Â
Ke dua, kulitnya dibuang, kemudian bikin sambal. Digoreng pakai cabe, atau diungkep bersama bumbu-bumbu, (Jahe, lengkuas, kunyit, bawang putih, bawang merah, garam, daun jeruk, daun kunyit, cabe).
Semua bumbu digiling halus terus ditumis sampai harum. Tambahkan lokan + tomat + sedikit air terus diaduk dan tutup. Biarkan matang, lalu diangkat. Sajikan bersama nasi panas.
Beginilah kisah perempuan-perempuan hebat yang senang menghabiskan hari-harinya di dalam Danau Kerinci. Saya bangga dengan mereka. Mereka perempuan-perempuan kreatif. Mereka perempuan-perempuan tangguh, dan mereka perempuan-perempuan perkasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H