Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Yuk Wisata Sampah, Dari Desa ke Mancanegara!

24 Juni 2019   06:23 Diperbarui: 30 Juni 2019   16:40 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan obkek wisata Danau Kerinci. Dokumentasi Pribadi.

Untuk mengirit energi, saya menahan diri, tidak menjelajahi sudut-sudut gua. Segala pernak-pernik religi yang ada seperti lukisan dan patung-patung dewa yang menghiasi sekeliling gua, dan kegiatan peribadatan, saya saksikan dari mulut gua saja. Setelah beberapa kali berfoto selfi saya turun. mendahului rombongan.

Sebuah kolam ikan di kawasan Bukit Cave, Airnya kotor. Dokumentasi Pribadi.
Sebuah kolam ikan di kawasan Bukit Cave, Airnya kotor. Dokumentasi Pribadi.
Selama berkunjung di objek-objek wisata Malaysia, saya berkesimpulan, Indonesia dan Negeri Jiran ini sebelas dua belas dalam mengendalikan sampah. Baik di objek wisata maupun di pusat kota. Namun harus diakui, sungai Malaka sedikit bersih dibandingkan Batang Hari di kota Jambi.

Yang menarik, untuk bahan baku pabrik daur ulang, Kuala Lumpur justru menampung sampah plastik dari negara-negara maju seperti, Amerika Serikat, Inggris, Korea Selatan, dan Spanyol. Sampah-sampah tersebut ditempatkan di Pulau Indah. Jarak satu jam dari Kuala Lumpur.

Penampakan tumpukan sampah di luar pabrik daur ulang ilegal di Jenjarom, Kuala Langat, Malaysia, (14/10). Kondisi ini terjadi karena banyaknya pabrik pengolahan sampah ilegal yang bermunculan di Pulau Indah, Malaysia.Sumber Foto: merdeka.com
Penampakan tumpukan sampah di luar pabrik daur ulang ilegal di Jenjarom, Kuala Langat, Malaysia, (14/10). Kondisi ini terjadi karena banyaknya pabrik pengolahan sampah ilegal yang bermunculan di Pulau Indah, Malaysia.Sumber Foto: merdeka.com
Belakangan, Malaysia mulai mengembalikan limbah-limbah tersebut ke negeri asalnya. Antara lain Australia, AS, Inggris, dan Kanada. Alasannya, baca di sini.

Soal kabersihan, keindahan dan kerapian ibu kota negara, Jakarta mengungguli Kuala Lumpur. Begitu juga airportnya. Soekarno-Hatta belum tertandingi oleh Bandara Sepang (kondisi 2017).

Jadi, klaim sebagian masyarakat bahwa luar negeri itu selalu lebih bagus daripada di Indonesia, adalah pandangan keliru. Ancol dan Taman Mini belum kalah eksotis dengan Black Country, Inggris. Candi Borobudur mungkin belum tersaingi oleh Batu Caves. Begitu juga di sektor lain. Hanya ada plus minusnya. Saya bangsa Indonesia. Saya cinta Indonesia.  

 ****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun