Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gara-gara Sopir Cuek Diteriaki, Sebuah Truk Fuso Terguling

22 Februari 2019   22:33 Diperbarui: 23 Februari 2019   08:10 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan Alvin kernet/anak kandung sopir. Dokumen pribadi.

Sebuah truk fuso bermuatan air mineral dari Palembang terguling di tikungan depan pos ronda  Desa Simpang Empat Tanjung Tanah Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Insiden itu terjadi Kamis malam kira-kira pukul  23.00 WIB.

Malam itu, mobil berplat B 9592 TEW  tersebut dari arah jambi menuju kota Sungai Penuh.  Alfin kernetnya saat saya temui menjelaskan, sebelum kejadian truk akan menikung ke kanan. Tiba-tiba sebuah motor datang dari arah berlawanan.  Sehingga pengemudi kaget,  terus  mereflek  menghindar dan membanting  stir ke kanan.

Bagian belakang truk. Dokumen pribadi.
Bagian belakang truk. Dokumen pribadi.
Kondisi jalan yang amat sempit, ditambah pinggir jalan yang berparit,  ban  kanan keluar dari badan jalan, roda belakang terjerembab ke parit tikungan sedalam 1 meter.  Mobil miring ke kanan dan hilang keseimbangan lalu terguling.

Namun menurut Alaih warga setempat, beberapa meter sebelum mencapai tikungan, supir truk diteriaki oleh sekelompok pemuda yang sedang nongkrong di pos ronda. Tujuannya  supaya sopir berhenti  terlabih dahulu, mengambil ancang-ancang yang tepat sebelum menikung.  Mengingat  jalan kurang lebar, badan truk amat panjang. Tetapi sang sopir tidak menggubris. Beruntung, dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa dan luka-luka.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.
Alfin  si kernet yang mengaku anak kandung sopir truk tersebut Juga menjelaskan, bahwa dia dan ayahnya baru pertama kali melewati  jalan lintas Jambi-Sungai Penuh ini. Ketika ditanyakan apakah Bapaknya mengemudi dalam keadaan ngantuk, dia menjawab, "Tidak kok, Bu. Kami baru berangkat kurang lebih satu jam, setelah istirahat dan tidur di Muara Hemat."

Sampai saya meninggalkan TKP pukul 16.30 tadi, mobil tersebut masih teronggok di pembaringannya. Belum ada tanda-tanda untuk dievakuasi. Sayangnya, saya tidak berkesempatan menemui sopirnya, karena dia lagi istirahat di rumah penduduk.

Saya dan Alvin kernet/anak kandung sopir. Dokumen pribadi.
Saya dan Alvin kernet/anak kandung sopir. Dokumen pribadi.
Peristiwa serupa telah terjadi berulang-ulang pada tempat yang sama.  Rata-rata korbannya truk besar dengan pengemudi belum biasa, alias belum hafal kondisi jalan.  Seingat saya, September  2018 yang lalu truk tronton pengangkut ikan juga mengalami nasib yang sama. Belum lagi kecelakaan kendaraan bermotor. Mirisnya belum ada tindakan apa-apa dari pemerintah setempat  untuk perbaikan atau pelebaran tikungan tajam itu.

****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun