Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ritual PDKT ala Muda-mudi Suku Talang Mamak Provinsi Riau

30 Januari 2019   21:55 Diperbarui: 31 Januari 2019   20:51 1847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lain adat perkawinan suku Talang Mamak yang tinggal di antara Cenako dan Sungai Kuantan, beda pula cara masyarakat Sungai Gansal dan Hulu Sungai Cenako. Seorang pamuda mengutarakan cintanya dengan merangkak ke dalam kelambu si gadis (Sumber : httpgoindospot.com)

Masyarakat Talang Mamak adalah suku asli yang tinggal di kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau.

Menurut cerita, pada Abad ke XVII terjadi peperangan antara Johor dan Aceh yang menduduki Siak Seri Inderapura, yang dimenangkan oleh Johor. Dalam peperangan itu, Minangkabau ikut membantu.

Setelah peroleh kemenangan, pasukan Minangkabau kurang diperhatikan oleh Johor. Mungkin karena tidak mendapat balas jasa apa-apa dari Johor, mereka merajuk dan enggan pulang ke kampung. Maka mereka meninggalkan Siak dan mencari tempat kediaman baru di sepanjang Sungai Tapung (dua buah sungai yang menjadi Sungai Siak). 

Di sana mereka menetap. Sebagian ada juga yang berjalan ke batas Indragiri ke tengah hutan belantara. Kedua kelompok inilah yang menjadi asal usul masyarakat suku Talang Mamak. Tidak heran mereka penganut alur keturunan matrilineal. Adat istiadatnya pun banyak bersinggungan dengan tradisi Minang Kabau. Meski tidak secara keseluruhan, paling kurang mempedomani adat Alam Minangkabau.

Sejarah dan perkembangan suku Talang Mamak dibatasi sampai di sini dulu. Saya mengajak Anda menengok sedikit cara bujang dan gadisnya mengadakan PDKT sebelum melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.

Meskipun masih primitif, masyarakat Talang Mamak sangat bijaksana dalam mencari jodoh. Mereka tidak butuh mak comblang sebagai perantara. Tidak pula menggunakan jasa biro jodoh untuk menjembatani. Tetapi ada cara yang unik bin aneh.

Kalau pada sebuah tempat duduk yang sederhana sering didatangi oleh anak muda, jika tampak kayu dikuliti sampai kelihatan terasnya yang putih. Dan pada dahan kayunya tergantung sesuatu yang dapat dimakan. Di bawah pohon terlihat pula kayu api atau alat memasak, tertanda di desa itu ada gadis belum berpunya yang ingin mencari pasangan.

Bagaimana cara pendekatannya? Umumnya di Indonesia, setiap daerah mempunyai cara berbeda dalam masa perkenalan, meminang, dan perkawinan. Meskipun satu desa dan desa lainnya berdekatan. Hal ini juga berlaku bagi suku Talang Mamak.

Perkawinan Suku Talang Mamak didasari atas suka sama suka. Mereka tidak mengenal yang namanya jodoh-jodohan. Apalagi kawin paksa. Orangtua baru ikut campur setelah adanya persetujuan antara pemuda dan pemudi yang bersangkutan. Caranya tentu harus sesuai  dengan adat yang diizinkan oleh masyarakatnya.

Perkawinan Suku Talang Mamak didasari atas suka sama suka. Mereka tidak mengenal yang namanya jodoh-jodohan. Apalagi kawin paksa. Orangtua baru ikut campur setelah adanya persetujuan antara pemuda dan pemudi yang bersangkutan. Caranya tentu harus sesuai dengan adat yang diizinkan oleh masyarakatnya (Sumber : httpgoindospot.com)
Perkawinan Suku Talang Mamak didasari atas suka sama suka. Mereka tidak mengenal yang namanya jodoh-jodohan. Apalagi kawin paksa. Orangtua baru ikut campur setelah adanya persetujuan antara pemuda dan pemudi yang bersangkutan. Caranya tentu harus sesuai dengan adat yang diizinkan oleh masyarakatnya (Sumber : httpgoindospot.com)
Beradu Cinta di Pondok Kosong

Ritual ini berlaku bagi penduduk Talang Mamak yang tinggal di antara Cenako dan Sungai Kuantan. Apabila seorang pemuda merasa cinta pada seorang gadis, dan ingin berkenalan lebih dekat, si pemuda datang ke kediaman sang gadis. Lalu dia melemparkan segenggam tanah ke atas rumah perempuan. Gadis dalam rumah tersebut sudah paham maksudnya. Lantas dia turun menyambutnya dengan sirih pinang lengkap.

Kemudian gadis itu di bawanya ke sebuah pondok ladang yang sudah ditinggalkan. Di sanalah mereka akan tinggal dari pagi sampai sore. Di sana pula cerana sirih tadi diketengahkan. Masa perkenalan dimulai dengan pantun-pantun romantis. Dalam hal ini pihak laki-lakilah yang lebih agresif, menyerang dengan pantun-pantunnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun