Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Yuk! Belajar pada Wo Mas Mencari Duit 10 Juta Per-Bulan

30 Desember 2018   21:58 Diperbarui: 31 Desember 2018   18:47 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maspul dan isterinya. Sumber Foto: Facebook Nurhasnah.

Beredar cerita dari mulut ke mulut, bahwa di Desa Cupak, Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci, Jambi  terdapat banyak kandang ayam potong. Penasaran dengan kabar tersebut, dua hari lalu saya meluncur ke "te ka pe".

Sungguh di luar dugaan. Di tengah kebun karet yang masih produktif,(ada juga sengaja ditebang), bercokol puluhan kandang ayam potong. Pemiliknya pasangan-pasangan muda warga setempat.

Kandang ayam potong milik Maspul. Dokumen Pribadi.
Kandang ayam potong milik Maspul. Dokumen Pribadi.
Rasa ingin  tahu saya menggebu-gebu,  seperti  apa bisnis yang lagi trend di kalangan masyarakat desa Cupak tersebut. Saya mampir di sebuah pondok mungil. Di terasnya duduk bersantai  pria bernama Maspul dan isterinya Ibu Nurhasnah. Merekalah sebenarnya peternak yang saya cari-cari.

Wo Mas, begitu lelaki lulusan Universitas Jambi itu disapa. Setelah sedikit berbasa basi, saya minta dia membagikan pengalamannya seputar  usaha yang sedang digelutinya saat ini.

Wo Mas dan isterinya Nurhasnah. Dokumen Pribadi.
Wo Mas dan isterinya Nurhasnah. Dokumen Pribadi.
 "Hidup  tidak hanya jadi  PNS ya, Bu.  Dunia tidak hanya selebar lidah ayam."  Wo Mas memulai percakapannya dengan wajah ceria.

 Saya tahu makna tersirat di balik kalimat tersebut. Untuk memotivasi diri dan mematahkan anggapan sebagian besar  masyarakat  desa. Bahwa, seseorang dikatakan sukses jika setelah lulus kuliah, dia berhasil  menjadi pegawai negeri. Di luar itu, dianggap gagal.

"Mantaaap ....!"  saya menjempolinya. "Sepanjang sejarah belum ada pegawai negeri menjadi melioner. Kecuali ditunjang dengan usaha sampingan. Atau berkesempatan menjadi koruptor. Kalau mau kaya ya, jadi pengusaha."

Bapak satu anak itu tersenyum. Sebagai seorang  Sarjana Pendidikan Dunia Usaha, dia tentu paham hal itu.

Kondisi kandang setelah masa panen, dalam masa pemulihan atau sterilisasi. Dokumen Pribadi.
Kondisi kandang setelah masa panen, dalam masa pemulihan atau sterilisasi. Dokumen Pribadi.
Seperti  pemuda lainnya selesai  diwisuda tahun 1995, pria 47 tahun ini beberapa kali mengikuti test CPNS. Namun nasib mujur belum berpihak. Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, berbagai profesi  pernah dia lakoni. Bertani, beternak bebek, sampai ke  berdagang. Terakhir menjadi  TKI di negeri  jiran Malaysia. Namun menurut dia  belum ada yang pas dengan panggilan nuraninya. Meskipun rezeki yang diperolehnya tidak minim-minim amat.

Rahasia Tuhan tiada yang tahu. Kini Allah telah menunjukkan dimana rezeki  Wo Mas dan anak isterinya  bersembunyi.  Awal  tahun 2018, dia bergabung dengan PT  Surya Unggas Mandiri (SUM) yang berkantor di kota Jambi, dan bergerak di bidang peternakan ayam potong atau ayam pedaging.

Saya coba mengorek rahasia bisnis yang sedang digelutinya itu. Fokusnya, pada bagaimana cara menjadi member.

Mula-mula saya  khawatir Wo Mas tidak mau berbagi. Woow ..., orangnya open. Dia menjelaskan dengan gamblang. Rentetan prosesnya saya rangkum dalam catatan berikut:

  • Siapkan lahan, dengan persyaratan bisa dilewati mobil dan minimal 200 meter dari pemukiman penduduk.
  • Daftar/laporkan pada petugas yang ditunjuk oleh PT SUM. Kelak mereka akan mensurvei.
  • Jika semua kriteria telah terpenuhi, PT SUM mengeluarkan surat izin persetujuan. Selanjutnya diperintahkan membuat kandang. Dengan ketentuan, rasio minimal  1 meter persegi untuk 10 ayam, jarak kandang sesama ayam potong satu dan lainnya  sekurang-kuranngnya 10 meter. Sedangkan dengan kandang ayam petelur, disarankan lebih jauh.
  • Terhitung  3 bulan setelah disurvei, kandang dan sarana pendukung seperti  tempat pakan pemanas ruangan, dan lain-lain harus tuntas. (Biaya sendiri).
  • Mengisi data (CV). Lampirkan KTP, Kartu Keluarga, Rekening Bank BNI, bayar deposit 15 juta (untuk 5000 bibit). Boleh dua kali angsuran.
  • Teken MOU. (kontrak kerja sama) dengan PT  SUM. Mencakup harga bibit, harga pakan dan obat-obatan yang harus dibayar oleh peternak ke perusahaan, harga jual daging per kilogram yang akan dibeli oleh PT ke peternak saat panen, dan kesepakatan lainnya.
  • Mengantarkan pakan dan obat-obat vaksin.
  • Terakhir, akses bibit.

(Butir 7 dan 8, didrop oleh  PT SUM, pree ongkir. Dibayar saat panen).

Setelah semuanya standby, masalah pemeliharaan sepenuhnya tanggung jawab peternak. Jika perawatannya baik dan benar, ayam akan tumbuh subur. Dalam usia panen, (34-40 hari) berat nya mencapai rata-rata 2,3 kg. Bahkan lebih.

Anak ayam usia satu minggu. Dokumen Pribadi
Anak ayam usia satu minggu. Dokumen Pribadi
Bagian pemasaran 100% urusan perusahaan. SUM memiliki jaringan yang luas, di dalam dan luar provinsi Jambi. Para pedagang yang mereka sebut broker  tinggal ngorder, transfer duit ke rekening  PT  SUM. Kemudian mereka diarahkan ke  titik-titik tertentu. Sesuai dengan jadwal panen. Misalnya, pemesanan tanggal sekian silakan dijemput di kandang A. Dan seterusnya.

Tugas peternak hanya menangkap ayam di kandang, menghitung jumlah timbangan,  dan bongkar muat. "Sebagai bonus kami hanya diberi kebebasan menjual kotorannya,"  seloroh pria 46 tahun itu.

Ayam usia 31 hari. Dokumen Pribadi.
Ayam usia 31 hari. Dokumen Pribadi.
Ayam umur 31 hari. Dokumen Pribadi.
Ayam umur 31 hari. Dokumen Pribadi.
Pertanyaannya,  peternak dapat keuntungan dari mana? 

Tenang! Ini rumus hitungannya:

(Jumlah seluruh daging hasil panen x Harga yang telah disepakati) - (jumlah harga bibit + jumlah harga pakan + harga obat - obatan) = sisanya (keuntungan buat peternak).

Saat ditanya kenapa tidak berusaha sendiri tanpa berkolaborasi dengan pihak PT?

"Usaha mandiri pemasarannya terbatas, Bu? Lebih aman bermitra. Kalau gagal kerugian ditanggung bersama."

"Artinya, andai ayam  banyak mati atau mati semua tersebab sesuatu hal, peternak ikut mengganti  50%?"

"Tidak bayar apa-apa. Dianggap kasus gagal panen."

Kotoran ayam yang siap dipanen/dikarungi. Dokumen Pribadi.
Kotoran ayam yang siap dipanen/dikarungi. Dokumen Pribadi.
Ketika ditanya tentang penghasilan, dengan tersipu-sipu Ibu Nurhasnah menjawab,  "Kurang lebih 20 juta per dua bulan Bu. Di luar biaya operasional. Seperti, membersih kandang setelah panen, bongkar muat, dan sebagainya. Jika kebetulan harga daging ayam lagi naik, bisa lebih. Ada bonus lagi dari perusahaan."

Saya berdecak kagum. "Karyawannya dibayar perbulan ya?"

Kandang ayam milik tetangga Wo Mas. Dokumen Pribadi.
Kandang ayam milik tetangga Wo Mas. Dokumen Pribadi.
"Kami pakai freelance. Kapan butuh ditelepon. Untuk pemeliharaan saya puas menangani sendiri. Ini makhluk bernyawa. Harus dirawat dengan hati dan penuh kasih sayang. Ceritanya akan berbeda kalau dilakukan orang lain," jawab suami Pegawai Puskesmas Danau Kerinci itu.  

"Mantap." Lagi-lagi saya menjempoli.  "Apa tak ada rencana untuk menambah jumlah kandang, supaya mencapai 10 atau 15 ribu bibit per priode?"

"Pasti, Bu. Lagi ngumpul modal untuk  membeli lahan," sela sang isteri. 

Siang hari, emak-emak dan anak-anak senang bermain di daerah peternakan sekalian mendampingi suami mereka bekerja di kandang. Dokumen Pribadi.
Siang hari, emak-emak dan anak-anak senang bermain di daerah peternakan sekalian mendampingi suami mereka bekerja di kandang. Dokumen Pribadi.
Saat ini Wo Mas memiliki satu unit  kandang berukuran  55 x 15 meter buat memelihara  5000 ekor ayam potong.  Untuk satu sirklus, terhitung mulai pengandangan bibit sampai akhir masa sterilisasi kandang, dibutuhkan waktu dua bulan.

Kandang dalam proses pembangunan. Dokumen Pribadi.
Kandang dalam proses pembangunan. Dokumen Pribadi.
Tanpa terasa, hari semakin sore. Azan ashar berkumandang. Saya mohon pamit untuk pulang.  Sepanjang perjalanan saya berpikir, andai saya belum tua, Uuuuhhh ..., pasti mengikuti jejak mereka. Lahan punya, memenuhi syarat pula. Bagaimana dengan anda? Tertarik? Jika iya, jangan tunggu hari esok! Segera hubungi PT SUM  atau perusahaan lain di bidang yang sama di daerah Anda.  

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun