Semula  saya menganggapnya tak lebih dari rumput pengganggu yang patut dihabisi saat menyiang padi di  sawah.  Ternyata tidak. Tumbuhan air bernama genjer ini dapat dikonsumsi sebagai sayur. Tak banyak orang mengenalnya, sebab, sayuran sekelas gulma ini termasuk makanan ndeso, yang tumbuh liar di tanah basah.
Selain cita rasanya yang khas (pahit-pahit manis), genjer mengandung  zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Seperti, protein, kalsium, fasfor, karbohidrat, zat besi, dan energi. Apabila dikonsumsi, dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Antara lain, (a) menambah nafsu makan, (B) menyehatkan sel tubuh, (c) sumber energi,  (d) manguatkan tulang, (e)  melancarkan pencernaan, (f) mencegah semblit, (g) mencegah anemia, (h) anti kuman (i)  sehat untuk ibu dan janin, (j) menyehatkan lambung, dan 26 manfaat lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. (manfaat.co.id).
Pada kesempatan ini saya akan bebagi pengalaman sekitar manfaat genjer  untuk  menyehatkan lambung (j).Â
Penyakit lambung biasa diderita orang kebanyakan. Gejalanya, Â rasa nyeri di dalam lambung, usus halus, bahkan kerongkongan dan tengkuk. Istilah populernya sakit maag.Â
Saat berusia 23-25 tahun perut saya pernah  digerodoti  maag. Diisi sakit, mual dan padat. Tak diisi lapar. Upaya penyembuhannya cuma beli obat di warung. Paling kalau ada uang ke dokter dan dikasih minum obat. Habis obat kambuh lagi.
Tak disangka-sangka saya berkenalan dengan  seorang PNS, yang sekarang sudah almarhum. Katanya, "Sakit maag obatnya gampang. Buat apa berobat ke dokter. Segerobak pun duitnya belum tentu sembuh. Rutin saja makan daun genjer.  Insyaallah dijamin sembuh," katanya.
Saya heran, "Apa  genjer boleh dimakan?"
"Bolehlah. Bukankah itu jenis sayuran?" balasnya.
Semasa membantu orangtua bekerja di sawah dulu, setiap hari saya bergumul dengan genjer. Belum sekali  pun mendapat informasi bahwa tumbuhan tersebut boleh dimakan. Emak pun belum pernah  mengolahnya menjadi sayuran.
Besoknya saya pesan pada warga desa tempat saya berdomisili. Â Bismillah .... Sekali cicip, lidah saya langsung jatuh cinta pada sayuran seribu manfaat itu. Â Saya paksakan selera menerimanya sekali dua hari.
Seminggu kemudian, khasiatnya  mulai terasa. Kemudian itensitasnya dikurangi  menjadi dua kali seminggu. Selanjutnya sekali seminggu. Saya tak ingat lagi berapa lamanya saya mengonsumsinya  sampai akhirnya sembuh total.