Anehnya, Duo Brand tidak suka dengan bunyi  motor  yang kencang. Jika ada pengguna jalan raya yang kebut-kebutan dengan deru mesin memekakkan telinga, dia serang sampai  ke jarak puluhan meter dari halaman rumah. Tidak hanya itu, sesekali Brand senior juga galak pada anak cowok usia SMP. Meskipun kecepatan motornya tidak terlalu tinggi. Mungkin bocah-bocah seusia itu yang sering mencuri anaknya.
Beberapa tahun lalu, kami juga memelihara anjing  yang  setia.  Namanya Let. Kemana saya pergi Let selalu menemani. Jalan-jalan pagi, belanja ke warung, dan ke sekolah pun dia mengantar sampai jarak puluhan meter. Sebab, saya tidak membiasakannya ikut sampai di sekolah. Let sangat tangkas diajak berburu kijang di hutan. Hebatnya, saat berburu, dia tidak perlu didampingi tuannya. Cukup diajak tetangga dan bergabung sama anjing milik si pemburu. Setelah pulang, kami dikasih jatah daging  hasil buruannya.
Seiring perjalanan waktu, dia berhasil menamatkan kuliahnya di Akademi Keperawatan dan sudah bekerja di RS M Jamil, lalu memboyong orangtuanya ke Padang. Â Tahun-tahun pertama beberapa kali dia nelepon.Â
Tak lama kemudian terdengar kabar dia sudah menikah dan pindah tugas ikut suaminya sebagai prajurit TNI di Lampung.
Baru-baru ini, saudara laki-laki saya divonis mengidap penyakit hernia. Kata dokter, harus dioperasi. Saya telepon dia, dengan maksud selain kangen mendengar suaranya, ingin minta saran pendapat. Sebaiknya penyakit begini berobatnya di mana. Di Padang atau di Sungai Penuh saja.
"Maaf, salah sambung. Ini di Lampung. Saya tidak kenal Ibu Nur. Simpang Empat itu dimana?" Logat dan nada bicaranya belum berubah.
"Ya udah." Saya akhiri komunikasi. Waduh. Saya terhenyak. Padahal, dahulu dia sering ngaku hafal di luar kepala nomor handphone saya. Wajar, selama dia kuliah pakai nomor ini untuk berhubungan dengan orangtuanya. Dan tak terhitung kontribusi lain yang dipersembahkan oleh nomor bersebelas angka ini padanya, yang  sangat tak elok kalau saya ungkit-ungkit.
Mula-mula, saya sedih. Ada marah juga. Tapi saya berusaha ikhlas menerima. Caranya, setiap teringat jawaban dia, saya beritighfar dan memaksa diri supaya berpikir positif. Setahun pun saya sedih dan marah, tidak akan mengubah keadaan. Mustahil saya mampu memaksa isi kepala orang lain untuk mengikuti kemauan saya.
Nah, fakta apa lagi yang harus dibantah, "bahwa anjing lebih setia daripada manusia".
***