Perkebunan teh Kayu Aro adalah destinasi agrowisata terfavorit dalam Kabupaten Kerinci. Posisinya di kaki Gunung Kerinci bagian selatan. Tepatnya di ujung terbarat Provinsi Jambi, 1400-1600 meter dari permukaan laut. Dan merupakan kebun teh tertinggi kedua di dunia setelah Darjeeling di kaki Gunung Himalaya, yang berketinggian 4000 mdpl, (LIONMAG).
Selain sebagai penghasil teh hitam terbaik dunia, perkebunan yang dikelola PT Perkebunan Nusantara VI Â (PTPN VI) ini cocok bagi penikmat liburan segala usia karena lokasinya mudah dijangkau.Â
Kira-kira empat puluh menit naik motor atau mobil dari Bandara Depati Parbo Hiang arah ke Padang atau 40 km dari pusat kota Sungai Penuh. Tanpa keluar dari mobil pun pelancong akan bebas menikmati panorama alamnya nan cantik. Tak heran, setiap akhir pekan dan hari libur, objek wisata ini tak pernah sepi pengunjung. Baik wisatawan lokal maupun manca negara.
Perkebunan ini  mulai dibuka pada tahun 1925 oleh pemerintah kolonial Belanda. Anda belum pernah ke sana? Khusus traveller dari pulau Jawa, pergi sendirian pun dijamin tak tersesat dan tidak akan kelaparan. Sebab, sebagian besar penduduk Kayu Aro dan pekerja di PTPN VI ini beretnis Jawa. Mereka berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa, ramah dan bersahabat. Bahkan warga non Jawa pun lancar berbahasa Jawa.
Wisatawan dari luar daerah atau manca negara yang ingin menghirup udara malam di perkebunan teh, jangan khawatir. Di sana terdapat beberapa home stay dengan tarif terjangkau, (berkisar 150-300 rb per malam). Tergantung  fasilitas.
Sumber: Bintang Kerinci Hotel
Begitu memasuki kawasan perkebunan, pengunjung dimanjakan dengan udara gunung yang sejuk menusuk. Setiap jengakal tanahnya  menghampar hijau tanaman teh yang akan bercerita banyak hal.Â
Tentang keelokan alamnya, sejarah kejayaan  teh Indonesia, suka duka para pekerjanya. Dan seribu satu kisah menarik lainnya sebagai oleh-oleh buat orang-orang tercinta. Bagi saya tentu saja untuk sahabat, anak-anak dan para cucu penghuni rumah mewah kompasiana.
Sebagai penduduk Kerinci, minimal sekali dua tahun saya tak pernah absen pergi ke sana. Terakhir, diajak anak, menantu dan cucu, hari Kamis tanggal 23 Agustus 2018 lalu.Â
Siang itu cuaca amat cerah. Gunung Kerinci yang tak pernah enggan menampakkan kemolekannya berdiri megah di depan mata. Tanpa mendaki pun saya terbawa angan,  menyaksikan kondisi realnya di puncak gunung yang berketinggian 3.805 di atas permukaan laut itu. Wajar, julukan "Sekepal Tanah dari Syurga" disematkan pada bumi  Sakti Alam Kerinci ini.  Â
Tiga menit meluncur dari pasar Kayu Aro ke arah Padang, Â mobil yang kami tumpangi menikung ke kiri sejauh delapan ratus meter. Di sana terdapat sebuah taman indah kuno. Masyarakat Kerinci menyebutnya Aroma Pecco. Taman ini sudah ada sejak Zaman Belanda. Lengkap dengan danau buatannya, dan dinaungi dedaun pohon medang raksasa. Saya yakin usia pokok tersebut setua kebun tehnya.Â
Sampai di sana, petugas menyambut kami dengan senyum termanisnya sambil memberikan sobekan mungil berbandrol Rp 5000 per orang dewasa, gratis parkir, gratis selfie, dan bebas menggunakan sarana bermain bagi anak-anak. Â
Lihat Trip Selengkapnya