Kebahagiaan dan kebanggaan saya berlanjut ketika tahun pelajaran berakhir dan seterusnya. Hal ini membuat saya bertahan  selama sebelas tahun.Â
Terakhir mohon maaf kepada semua pihak. Kisah ini saya tulis bukan bermaksud untuk menjelek-jelekkan pribadi atau kelompok tertentu. Tujuannya agar rekan guru zaman now dapat memaknai penderitaan sesepuhnya terdahulu dalam menjalankan tugas. Khususnya yang mengabdi di desa terpencil. Jika baik silakan dipetik hikmahnya untuk dijadikan pembelajaran. Sekiranya buruk dan tak berguna abaikan saja.
***
Simpang Empat Danau Kerinci, 18072018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H