Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lika Liku Kehidupan Mengawali Empat Puluh Empat Tahun Pernikahan

9 Juli 2018   22:39 Diperbarui: 10 Juli 2018   05:13 1288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: newteknoes.com

Dasar bloon tak ada jiwa bisnis. Yang terlintas di benak saya saat itu membeli perhiasan emas. Bukannya untuk menambah modal dagang supaya lebih gede. He he. 

Senewen episode ke dua berlanjut ke tempat tidur. Semalaman saya tak bisa lelap. Pikiran melanglang buana dari asia ke eropah. Akhirnya menukik di kota Sungai Penuh. Di sana sebelumnya saya menamatkan pendidikan PGA 6 tahun (Sederajat SMA). Saya pengen kuliah di PGSLP (Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama). Jurusan apa saja yang penting diterima. Dari kecil cita-cita saya  memang menjadi guru. Sempat menyandang status guru honorer di PGA 4 tahun beberapa bulan. Setelah hamil langsung berhenti. Untuk menjadi Guru Agama  PNS jauh panggang dari api. Karena  setelah pengangkatan pasca G 30 S, pemerintah tak pernah lagi mengangkat guru Agama Negeri.

Tanpa minta izin suami, besoknya saya berangkat. Sampai di Sungai Penuh, penerimaan mahasiswa baru PGSLP sudah selesai. Kegiatan perkuliahan telah dimulai. Peluang yang ada, Kursus Pendidikan Guru  (KPG). Sederajat kelas tiga SPG. Ijazahnya sama  dengan Ijazah SPG.   Persyaratan masuk, tamatan  SMA sederajat, dan lulus tes seleksi.  Lama kursusnya sepuluh bulan. Semasa itu, pemerintah sedang gencar-gencarnya membangun SD Inpres, yang sangat membutuhkan tenaga Guru SD.

Setelah lulus seleksi, saya beritahukan suami melalui surat pos. Beliau menyambutnya antusias. Seluruh biaya,  meluncur lancar.

Selama menjalin hubungan jarak jauh, saya sering tak enak hati. Rasa cemburu, dan rindu bercampur aduk.  Hanya  melalui surat kami dapat melukiskan kegalauan masing-masing. Setiap akhir catur wulan, saya mengahabiskan masa libur sekolah di sana. Seperti anak kuliahan saja. Eh, ketemu sesekali lumayan romantis tapi malu-malu asam.

Tak dapat dimungkiri, selama berada di samping suami, saya menyemburui seorang wanita cantik. Ada gelagat yang kurang baik. Hati ini memang keramat, dapat membaca yang tersirat, mampu merasakan yang tidak  teraba. Risiko punya suami ganteng.  He he. Berjauhan pula. Saat mulai berpisah,  usia pernikahan kami belum genap dua tahun.  Masih beroma pengantin. Tapi cinta dan sayang terpaksa direnggut tersebab keadaan.

Singkat cerita, setelah enam bulan bertugas pada  salah satu SD di Kerinci, saya memberontak. Minta suami keluar dari kota Dumai, bergabung dengan saya. Entah rela atau tidak, dia menyetujuinya.

Di tempat yang baru dia merintis usaha yang belum pernah digelutinya sama sekali. Berdagang pakain jadi  pekan ke pekan. Sorenya menyelesaikan kuliahnya yang masih terbengkalai. Dia diangkat menjadi guru pada salah satu SMP di Kecamatan Danau Kerinci dalam  usia 33 tahun. Dan mengakhiri masa baktinya 31 Desember tahun 2013.

Cerita ini saya tulis untuk mengenang perjuangan saya dalam memulai membangun rumah  tangga. Ini baru lembar pertama. Apakah perjalanan selanjutnya semulus jalan tol? Jawabnya, tidak. Hidup ini tidak segampang yang diucapkan motivator.  Empat puluh empat tahun bukan sebentar. Ada pasang surut dan pasang naiknya. Semoga apa yang saya ungkapkan ini bisa dipetik hikmahnya oleh banyak orang. Yang baik dijadikan pelajaran yang buruk abaikan saja.

***

Simpang Empat Danau Kerinci, 09072018

Hj. Nursini Rais

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun