Sebagaimana biasanya orang pacaran, hubungan mereka tidak selamanya mulus. Ada putus nyambungnya juga. Penyebabnya pun bemacam-macam. Mungkin karena masalah sepele, atau cemburuan karena diracuki orang ke tiga. Bagi pasangan yang dasar mata keranjang, tak jarang si cowok atau cewek pasang gandengan lebih dari satu. Sehingga selembar pakaian atau sarung digilirkan kepada beberapa gadis atau bujang berbeda. Jika demikian adanya, suasana bisa memanas.
Yang ingkar janjipun banyak. Alasannya bervariasi. Salah satu pihak tak dapat restu dari orangtua, sampai kompas cinta beralih mendadak. Sorenya sang gadis atau bujang mengenakan pakaian milik si doi. Besok tersiar kabar bahwa satu atau dua hari ke depan sang pujaan akan menikah dengan orang lain.
Kini fesyennya telah berubah. Budaya batandang di Bumi Sakti Alam Kerinci sudah tergerus dikikis zaman. Walaupun masih dipelihara, mungkin di daerah-daerah pelosok.
Kebebasan pergaulan seakan meledak. Laharnya merambat dari kota sampai ke pelosok desa. Dunia seperti tanpa batas. Sepasang muda-mudi tidak segan-segan berpelukan naik motor, foto selfie, dan bersantai enjoy di tempat-tempat umum.
Demikian paparan singkat dari daerah saya, tentang gaya pacaran anak muda zaman dahulu. Semoga inpiratif. Salam Ramadhan dan selamat berpuasa.
***
Simpang Empat Danau Kerinci, 25052018
Penulis,
Hj. Nursini Rais
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H