Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ini Syarat Nikah Adat Masyarakat Rimba di Pedalaman Jambi

24 Mei 2018   10:49 Diperbarui: 28 Mei 2018   12:31 6142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernikahan adalah peristiwa syakral dalam kehidupan manusia. Dengan menikah berarti seseorang mempunyai kedudukan sosial yang sama dengan warga masyrakat lainnya. Melalui pernikahan pula tercipta sebuah keluarga yang berperan penting dalam membentuk kesatuan ekonomi dan meneruskan keturunan.

Perkawinan bukan hanya urusan pribadi-pribadi  bagi dua insan yang berlainan jenis. Tetapi melibatkan banyak pihak, seperti orangtua, kerabat, kaum adat  dan masyarakat.

Hal ini telah berlaku sejak lama pada segala lapisan masyarakat Indonesia.  Tidak terkecuali bagi Suku Anak Dalam yang biasa dikenal sebagai Suku Kubu. Atau sekarang melekat sebutan Orang Rimba. Yaitu, sekelompok masyarakat minoritas yang mendiami hutan pedalaman provinsi Jambi dan Sumatera Selatan, dengan hidup berpindah-pindah (nomaden). 

Orang Rimba primitif ini mempunyai adat yang rumit dalam hal pernikahan. Melebihi  masyarakat yang hidup di lingkungan sosial yang kesehariannya bergelimang dengan kekinian.  Kerumitan tersebut tergambar dalam  beberapa proses yang harus dilewati calon pengantin, sebelum dan sesudah akad nikah. Berikut tahapannya:

Perkenalan

Pernikahan yang idiel menurut masyarakat  Orang Rimba adalah antara pemuda dengan anak perempuan  saudara laki-laki  dari pihak ibu. Namun, tidak tertutup kemungkinan seorang remaja pria mempunyai pilihan sendiri. Asal tidak melanggar adat yang berlaku. Umpamanya perkawinan sedarah. Layaknya sepasang remaja, mereka mengawali  kisah cintanya dengan  berkenalan pada  suatu tempat, di hutan, kebun, sungai, atau di pesta pernikahan.

Jika keduanya merasa cocok dan sepakat untuk hidup bersama, orangtua memberitahukan pada tengganai (tetua atau orang berpengalaman sekali gus penasehat) bahwa akan ada acara peminangan.

Peminangan 

Hakekat peminangan adalah membicarakan kemungkinan pernikahan. Di kalangan Orang Rimba, kegiatan tersebut dinamakan "moro".  Pihak laki-laki minta kepastian kepada orangtua perempuan apakah anak jejakanya diterima sebagai calon menantu atau tidak. Jika diterima, mereka memberitahukan tetua tengganai terdekat, guna menetapkan  kapan pertunangan dilaksanakan. 

Pertunangan

Sesuai kesepakatan pada tahap peminangan, pihak pemuda, datang ke rumah orangtua si gadis dengan membawa pakaian perempuan, selemak semanis (camilan terbuat dari ubi dan beras), lauk pauk,  serta sirih pinang lengkap. Jika antaran tersebut diterima, maka sepasang remaja tersebut resmi bertunangan menurut  adat mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun