Lima belas menit sebelum berbuka, tak disangka-sangka kami kedatangan tamu. Saudara laki-laki suami yang sama-sama lama di rantau. Wow ...! Berbuka kali ini serunya luar biasa. Temu kangen antar tamu dan tuan rumah benar-benar berpadu dalam satu selera.Â
Namun, di tengah nikmatnya makan bersama, tiba-tiba saya sedih. Teringat kampung halaman, rindu kehadiran Emak. Seorang  perempuan single parent desa yang telah membesarkan saya dengan berprofesi sebagai pedagang lokan. Untungnya  selera makan saya tidak redup. Hanya air mata yang hampir rontok. Segera saya beristighfar dan membisikkan doa dalam hati, semoga beliau senang di alam sana.
Demikian tradisi saya dalam membahagiakan anggota keluarga saat berbuka puasa. Sehingga kehadiran bulan Ramadhan memang terasa berbeda dengan bulan lainnya.
***
Simpang Empat Danau Kerinci, 19052018
Penulis,
Hj. Nursini Rais
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H