Mohon tunggu...
Nursin R. Gusao
Nursin R. Gusao Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Sosial

Saya perempuan dan saya suka menjelajahi waktu

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Tentang Sade Lombok, NTB, dan Cerita yang Tak Usai

6 Maret 2023   11:59 Diperbarui: 19 Maret 2023   09:16 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis saat berpose dengan latar pohon cinta di desa Sade. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Lombok sendiri dalam catatan-catatan tertentu, di kenal dengan nama pulau seribu Mesjid. Pulau dengan banyaknya tempat wisata dan budaya yang masih asrih ini menjadi tempat semua wisatawan untuk tidak mengurungkan niat mereka berkunjung ke sini.

Saya sendiri, ketika pertama kali sampai ke Lombok, hal utama yang dipikirkan adalah mencari tempat pembuatan tenunan yang dihasilkan oleh perempuan hebat di Lombok. 

Setelah sampai ke Lombok, saya memilih untuk beristirahat sejenak di Hotel. Tempat yang sudah disediakan oleh beberepa orang teman-teman itu membuat saya nyaman berada disana.

Esoknya, saat matahari pagi pecah dan semangat serta tenaga  pun pulih seperti semula, petualangan keliling Lombok dimulai. 

Pagi itu, tepat pukul 10:00 Wita, saya berkesempatan mengunjungi salah satu Desa adat di Lombok Barat yang terkenal dengan hasil karya tangan perempuan Lombok yakni tenun di Desa Sade. 

Desa Sade, dari cerita yang diketahui adalah satu-satunya Desa yang bisa dibilang sangat tertua di Lombok. 

Sade yang diartikan sebagai obat/kesadaran ini menjadi kampung tua juga tempat tinggal para leluhur terhitung sejak tahun 1200 M kemudian dibuat tempat wisata sekitar tahun 1993 lalu.

Hal yang membuat Desa Sade tetap menjadi yang terbaik untuk para wisatawan adalah soal keramahan yang diperlihatkan oleh warga setempat. 

Keramahan itu membuat semua orang menjadi nyaman saat berkunjung, apalagi menikmati penampilan budaya yang telah tertanam dan berlangsung sejak lama. 

Budaya Desa Sade hingga saat ini masih dijunjung tinggi, bahkan ditampilkan di semua orang baru saat berkunjung ke sana. Kemudian, untuk bentuk rumah tempat mereka tinggal juga terbilang sangat unik. Bentuknya berukuran pendek dan disebut Bali. 

Bentuk rumah yang cenderung pendek memiliki makna bahwa setiap orang memasuki rumah harus merunduk untuk memberi salam kepada tuan rumah, sungguh makna yang mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun