PT Bank BTPN Syariah  merupakan salah satu mitra magang yang memberikan kesempatan bagi mahasiwa yang ingin belajar dan bekerja di bidang industri sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. BTPN Syariah merupakan anak bank BTPN atau biasa disebut dengan bank tabungan pensiunan nasional. Salah satu fokus Bank BTPN Syariah yakni memberikan pelayanan kepada keluarga prasejahtera produktif.PT Bank BTPN Syariah membentuk Program Sahabat Daya yang merupakan program dengan pemberian pendampingan kepada nasabah BTPN Syariah pelaku UMKM khususnya perempuan prasejahtera produktif.
Program Sahabat Daya merupakan program pendampingan yang terintegrasi dengan platform Kita Bestee dimana aktivitas pendampingan dilakukan oleh mahasiswa dengan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.
Sebagai peserta Magang bersertifikat di PT Bank BTPN Syariah penempatan Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, penulis memberikan pendampingan kepada nasabah BTPN Syariah yaitu perempuan ibu-ibu dan masyarakat prasejahtera produktif pelaku ultra mikro. Pendampingan ini bertujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan kapasitas maupun skill nasabah dalam menjalankan usahanya agar dapat berkembang berkelanjutan dan terbuka akses pasar lebih luas baik offline maupun online melalui pemberian materi, pelatihan dan praktik.
Penulis melaksanakan magang selama 4 bulan yang setiap minggunya melakukan kunjungan rutin ke rumah nasabah dengan memberikan pendampingan materi  yang disesuaikan dengan kebutuhan usaha nasabah. Pemberian materi yakni berupa tips, cara, strategi pemasaran melalui media online, dan sebagainya. Media yang digunakan dalam pemberian materi sangat beragam, mulai dari video, audio, dan PPT materi.
Dalam kegiatan Magang sebagai Fasilitator Pendamping selama 4 bulan pada periode MSIB Batch 6 (enam) tahun 2024, Fasilitator berhasil mendampingi 23 nasabah dengan total 63 aktivitas pendampingan, dilakukan dengan metode 4 kali pertemuan yang dimana dilakukan satu kali seminggu dalam satu bulan, setiap pertemuan dilakukan sebagai berikut :
Pada pertemuan pertama adalah kunjungan awal ke rumah nasabah untuk memperkenalkan diri, memperkenalkan program, dan menyampaikan tujuan pendampingan. Lalu dilakukan asesmen profil, asesmen nasabah, dan financial benefit guna mengetahui materi apa yang cocok untuk diberikan kepada nasabah untuk usahanya kedepannya. Kemudian dilakukan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threats) untuk mengetahui potensi dan masalah dari usaha nasabah yang didampingi.
Pada pertemuan kedua yakni memberi materi pendampingan kepada nasabah sesuai dengan kebutuhan usaha dan jenis usaha yang dijalankan nasabah. Materi yang disampaikan merupakan materi yang didapat dari platform Kita Bestee, dengan menginput usaha dan informasi tentang usaha nasabah pada materi rekomendasi, platform Kita Bestee akan memberikan materi yang sesuai dengan kondisi usaha yang dijalankan nasabah. Kemudian, di pertemuan selanjutnya, nasabah akan melakukan praktik dari materi yang telah di dapat.
Pada pertemuan ketiga adalah review materi dan penerapan materi dari pertemuan sebelumnya berupa praktik pembuatan desain bersama nasabah sebagai upaya dalam penerapan materi usaha. Penerapan materi tersebut dapat berupa pembuatan desain spanduk/banner, pembuatan desain stiker logo, pembuatan desain poster, pembuatan desain daftar harga, penitikan lokasi usaha, pembukuan keuangan usaha, perizinan usaha IPRT, pendaftaran usaha pada e-commerce dan lain sebagainya, yang dimana penerapan materi tersebut akan diajarkan langsung dan dibantu oleh fasilitator pendamping hingga nasabah dapat mengimplementasikannya sendiri.
Pada pertemuan keempat atau penutup merupakan pendampingan pertemuan terakhir yakni penyerahan hasil praktik yg telah dicetak sekaligus pamitan kepada nasabah yang telah bersedia untuk didampingi selama satu bulan, sehingga terjadi hubungan yang saling menguntungkan untuk nasabah dan fasilitator pendamping.
Melalui pengalaman magang ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa peran fasilitator pendamping dalam memberdayakan nasabah prasejahtera pelaku UMKM memberikan dampak yang cukup baik, yang dimana dapat membantu nasabah untuk menganalisis peluang yang dapat meningkatkan volume penjualan dan memberikan ilmu mengenai kemajuan teknologi yang dapat diterapkan dalam menjalankan usaha nasabah.
Secara keseluruhan, kegiatan magang ini dapat memberikan penulis kesempatan untuk berkembang secara profesional. Penulis juga mendapatkan pengetahuan baru mengenai kewirausahaan. Tak hanya itu, penulis juga dapat mengembangkan soft skill berupa public speaking dan beradaptasi di suatu kondisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H