Mohon tunggu...
Nur Seta Bramadi
Nur Seta Bramadi Mohon Tunggu... Guru - Penulis Buku, Wiraswasta, Suka Musik Rock / Film Action / Game PC / Filateli / Meditasi, dan Hidup Simple.

Penulis buku: Filateli Sebagai Hobi dan Investasi (Balai Pustaka, 2001), Kursus Singkat Bahasa Inggris (BIP, 2011), Kursus Singkat Percakapan Bahasa Inggris (BIP, 2013), Kursus Singkat Bahasa Inggris Bisnis (BIP, 2016), dan Percakapan Inggris-Indonesia Bidang Keperawatan dan Rumah Sakit (BIP, 2021). Lahir dan tinggal di Jakarta. Facebook: Nurseta Bramadi.

Selanjutnya

Tutup

Music

Folk Metal: Musik Metal Tradisional Gaya Eropa, Indonesia Juga Punya Lho...

18 September 2021   10:10 Diperbarui: 18 September 2021   10:12 1251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Mungkin banyak yang kurang menyadari bahwa musik metal pun ada yang ber-genre folk (rakyat) atau bernuansa tradisional, khususnya tradisi Eropa di mana genre ini mulai berkembang. Berbeda dengan band metal lain pada umumnya (yang menggunakan instrumen gitar, bass, keyboard, dan drum), band folk metal menggunakan instrumen tambahan: seruling/flute, biola, cello, akordion, kantele, mandoli, banjo, dan instrumen tradisional Eropa lainnya. Artinya, di luar instrumen gitar, bass, keyboard, dan drum yang juga tetap ada.

Tema-tema lagu folk metal umumnya tentang fantasi, mitologi, paganisme, sejarah, dan alam, yang semuanya tentu sangat bernuansa Eropa. Beberapa band perintis aliran folk metal: Skyclad (dari Inggris) dan Cruachan (dari Irlandia). Genre ini sempat agak redup di tahun 1990-an, namun berkembang lagi sejak awal 2000-an dengan beberapa band folk metal penerus: Finntroll, Ensiferum, Korpiklaani, Turisas, dan Moonsorrow. Semua band itu dari Eropa, khususnya Finlandia atau Swedia.

Saya coba ulas sedikit tentang band Skyclad yang dianggap sebagai perintis genre folk metal ini. Terbentuk tahun 1990, band ini merilis album debut: The Wayward Sons Of Mother Earth (1991) yang bernuansa thrash meal dengan pengaruh folk. Hingga 2017, Skyclad telah merilis 13 album studio, 6 album kompilasi/live, 6 single/EP, dan 7 music videos. Beberapa lagu hits mereka: Swords Of a Thousand Men, History Lessens, Our Dying Island, Civil War Dance, dan Emerald.

Formasi terakhir Skyclad: Steve Ramsey (gitar, sejak 1990), Graeme "Bean" English (bass/gitar akustik, sejak 1990), Dave Pugh (gitar, sejak 2014), Georgina Biddle (biola, sejak 1994), Kevin Ridley (vokal, sejak 2001), dan Arron Walton (drum, sejak 2001). Penggunaan instrumen biola itulah yang memberi ciri folk, ditambah lirik lagunya yang banyak bertemakan mitologi.

Band berikutnya yang ingin saya ulas: Finntroll, yang terbentuk di Finlandia tahun 1997. Band ini dianggap "berjasa" mengangkat folk metal kembali di awal 2000-an, setelah sempat redup di tahun 1990-an. Tema lagu-lagu band ini lebih fokus pada makhluk mitologi bernama trollish, yang konon tinggal di bebatuan, gunung, atau gua yang terisolasi. Band Finntroll bernyanyi dalam bahasa Swedia --bukan Finlandia, asal band-- karena mereka anggap lebih "pas" dengan tema trollish yang berasal dari mitologi Skandinavia.

Hingga 2020, band ini telah merilis 7 album studio, 1 album live, dan 3 EP (mini album). Sorry nih... karena mereka bernyanyi dalam bahasa Swedia, saya gak bisa kasih contoh judul-judul lagu mereka. Susah ejaan-nya, cuy... hihihi. Formasi band-nya aja deh... ini dia: Samuli "Skrymer" Ponsimaa (gitar, sejak 1998), Henri "Trollhorn" Sorvali (keyboard/gitar, sejak 1998), Sami "Tundra" Uusitalo (bass, sejak 1998), Mikael "Ronta" Karlbom (gitar, sejak 2003), Aleksi Virta (keyboard, sejak 2005), Mathias "Vreth" Lillmans (vokal, sejak 2006), dan Heikki "Morko" Saari (drum, sejak 2014).

Genre folk metal pun berkembang menjadi beberapa aliran metal lain: viking metal, celtic metal, pagan metal, pirate metal, medieval metal, epic metal, oriental metal, vedic metal, prehispanic metal, dan... mungkin juga symphony metal. Saya pernah mengulas symphony metal di Kompasiana juga. Kali ini, saya coba ulas band Amon Amarth, sebuah band beraliran viking metal. Check it out below...

Amon Amarth terbentuk di Swedia tahun 1992. Nama band diambil dari nama gunung dalam kisah mitologi Eropa. Band ini bernyanyi dalam bahasa Inggris (cihuy... gak ribet). Tema lagunya mayoritas tentang mitologi bangsa Viking. Hingga 2019, mereka telah merilis 11 album studio, 1 kompilasi, 1 EP, 1 album video, dan 10 music videos. Album tersukses mereka: Twlight Of The Thunder God (2008) yang dapat posisi no. 10 di Swedish Album Charts dan no. 50 di US Billboard 200. Lumayan...

Ini dia beberapa lagu hits mereka: First Kill, The Pursuit Of Vikings, The Way Of The Vikings, Death In Fire, Valhall Awaits Me, Masters Of War, Warriors Of The North, dan Guardians Of Asgaard. Formasi mereka: Olavi Mikkonen (gitar utama, sejak 1992), Johan Hegg (vokal, sejak 1992), Ted Lundstrom (bass, sejak 1992), Johan Sodenberg (gitar pengiring, sejak 1998), Jocke Wallgren (drum, sejak 2016). Saya pernah nonton DVD live mereka di Wacken dan Summer Breeze Eropa tahun 2005-an. Mungkin ada di internet.

Eh... ternyata Indonesia juga punya lho band folk metal dengan nuansa tradisi lokal. Boleh juga nih disimak. Yang mungkin paling terkenal adalah Eternal Madness, yang terbentuk di Bali tahun 1994. Band ini sebetulnya bergenre brutal death metal (wow...). Namun karena ada nuansa gamelan Bali, band ini jadi punya ciri folk metal juga. 

Tema-tema lagu band Eternal Madness tentang mitologi Bali, legenda, dan sejarah. Menurut sumber internet, band ini masih aktif tapi kurang produktif merilis album. Beberapa album mereka: Offerings To Rangda (1997), Bongkar Batas (2000), dan Abad Kegilaan (2007). Single terakhir mereka menurut sumber yang ada: The Truth Of Imagination (2011). 

Beberapa band folk metal Indonesia lainnya: Apoterza (viking metal, Jakarta), ASH (folk/black metal, Banjarbaru), Silluet (ethnic dark metal, Bogor), Children Of Gaza (folk metal Timur Tengah, Jakarta), dan Lord Symphony (epic Javanese metal, Solo). Sorry nih... kalau mungkin ada yang lain, tapi tidak tercantum. Hal ini karena folk metal agaknya kurang diminati oleh metalheads Indonesia, sehingga nama-nama bandnya pun seperti kurang terangkat. 

Oke deh... itu saja. Sepertinya, folk metal ini bisa direkomendasikan untuk didengar (gak maksa lho...). Setidaknya, kita jadi lebih tahu bahwa band metal tak hanya Metallica, Iron Maiden, atau Megadeth... hahaha. Sekian dan terima kasih telah berkenan membaca. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun