Mohon tunggu...
Showmi Ati Aisyah
Showmi Ati Aisyah Mohon Tunggu... Perawat - Saya Perawat, mari membaca

Saya Perawat. saya ingin pembaca mengetahui dan memahami profesi perawat profesional dalam tulisan saya .saya akan memberikan edukasi dari sumber - sumber terpercaya dan fakta yang ada. jadilah pembaca yang pintar dalam mengelolah berita dan tulisan di media. selamat membaca :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cyber Bullying Berakibat Resiko Bunuh Diri Pada Anak

22 April 2022   18:44 Diperbarui: 22 April 2022   18:50 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : https://edukasi.okezone.com/read/2021/10/29/624/2493841/4-dampak-negatif-bullying-pada-perkembangan-anak

Angka tingkat bunuh diri tertinggi di dunia pada 2019, yakni mencapai 72,4 per 100 ribu penduduk. tingkat bunuh diri laki-laki di Indonesia pada 2019 lebih tinggi ketimbang perempuan yakni sebesar 3,7 per 100 ribu penduduk. Sementara tingkat bunuh diri perempuan pada tahun yang sama sebesar 1,1 per 100 ribu penduduk (Annur,2021).

Ketika keluarga sebagai support system tetapi tidak dapat menjadi support system, membullying anaknya sendiri dengan membandingkan anaknya, menghina anaknya sendiri dengan kata - kata kasar, dan tidak dapat menjadi motivasi anaknya menjadi yang lebih baik akan berdampak lebih besar resiko bunuh diri. Bullying sendiri adalah perilaku agresif yang merasa mempunyai kekuasaan akhirnya mudah menghina yang lemah secara sengaja mau fisik dan non fisik (wearer, Espelage, & Napolitano, 2009).

Dampak anak yang sering di bullying adalah Mengalami masalah mental. Bullying pada anak bisa memicu perasaan rendah diri, depresi, cemas, serta kesulitan tidur dengan nyenyak. Kondisi ini juga menyebabkan memiliki keinginan untuk menyakiti diri sendiri. Memicu masalah kesehatan, sebab dampak bullying bisa membuat anak berisiko merusak atau menyakiti diri sendiri, misalnya dengan mengonsumsi makanan tidak sehat atau hal lain yang bisa berdampak pada kesehatan tubuh. Merasa takut dan malas untuk berangkat ke sekolah. Anak yang mengalami bullying juga lebih mungkin berbohong untuk menutupi perilaku yang diterimanya. Mengalami penurunan prestasi akademik. Hal ini bisa terjadi akibat tidak memiliki keinginan lagi untuk belajar atau merasa kesulitan untuk fokus dalam menerima pelajaran. Berpikiran untuk membalas dendam. Ini adalah dampak bullying yang paling berbahaya. Sebab, anak mungkin berpikiran untuk melakukan kekerasan pada orang lain sebagai upaya balas dendam atas perundungan yang dialami (Handayani,2021).

Pada 23 Desember 2021 di Indonesia korban bullying meninggal bunuh diri  sebanyak 40% anak akibat tidak kuat terhadap bullying. Dimana 38.41% mengaku pernah menjadi pelaku tindakan perundungan siber, sedangkan 45.35% mengaku pernah menjadi korban.  diantaranya seperti exclusion seperti pengucilan kawan, denigration seperti pencemaran nama baik atau fitnah, dan harassment yang bisa berupa meninggalkan komentar kasar atau meneror melalui pesan beruntun. (Trisa,2021 )dalam (Brito, 2021)

ketika anak yang sering di bullying di lingkungannya, di sekolah, keluarganya seperti guru dan orang tua, anak yang terkena dampak bullying akan tumbuh menjadi anak yang Harga diri Rendah atau tidak percaya diri dengan dirinya sendiri yang akan mengakibatkan anak tersebut menjadi sering menyendiri yang berdampak gangguan Isolasi sosial. Harga diri evaluasi diri/perasaan negatif terhadap dirinya sendiri atau kemampuan diri jika terjadi selama tiga bulan lebih disebut Harga diri kronik (Nanda,2018). Harga diri rendah sendiri meliputi perasaan yang lemah seperti, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, tidak berharga (Stuart,2016).

Seperti yang terjadi di USA, Isabella terdapat siswi umu 10 tahun bunuh diri akibat bullying disekolahnya. Menurut CDC, menonton adegan kekerasan, masalah kesehatan mental, dekat dengan kerabat yang pernah berupaya atau melakukan percobaan bunuh diri, juga meningkatkan risiko bunuh diri (Rahwati, 2021).

keluarga juga seringkali bullying dengan menceritakan perilaku dan kejelekan anaknya. bukan hanya fisik dan pribadi diceritakan ke semua orang contohnya "nilai nya buruk banget" "anak saya mah bodoh" "kamu mana bisa apa-apa" "si a bisa kamu gak bisa" "apa yang bisa dibanggakan dari kamu?" . Orang tua sering kali lupa bahwa bullying dengan perkataan kasar terhadap anaknya akan berdampak buruk ke anak bisa menjadi contoh ketika dia dewasa ataupun menjadi anak pribadi yang minder. prilaku bullying bukan hanya di kalangan sekolah dan keluarga, di sosial media juga dapat di akses dengan mempermudah orang untuk berkomentar dengan bullian terhadap seseorang dan sudah banyak juga artis yang bunuh diri akibat caci maki jari jempol terhadap mereka. contohnya artis korea yang menjadi korban bullying depresi berat karena tekanan media sosial karena penampilan, kekasihnya dan fisiknya. 

Resiko bunuh diri adalah tindakan yang menyakiti diri sendiri dan cedera yang mengancam jiwa (NANDA,2018). tindakan mengakhiri hidupnya berupa isyarat,ancaman, dan percobaan bunuh diri (Stuart,2016). penyebabnya salah satunya stress yang berlebihan, gangguan konsep diri, kehilangan dukungan sosial, kejadian negatif dalam hidup contohnya di phk, putus kerja, kegagalan karier ataupun percintaan, penyakit kronis seperti kanker yang butuh penanganan khusus, perpisahan atau perceraian, kesulitan ekonomi, korban kekerasan atau pemerkosaan, riwayat bunuh diri individu maupun keluarga. (Stuart,2016).

Tanda dan gejala mayor Resiko Bunuh Diri pada anak yaitu mengungkapkan “segala sesuatu lebih baik tidak ada tanpa saya”, “ingin bunuh diri dan mati saja” "saya g guna" "orang tua saya tidak pernah bangga dengan saya" dengan perilaku murung, tidak ada semangat, banyak diam, menyiapkan alat untuk bunuh diri, membenturkan kepala, memukul dirinya sendiri, mencederai diri seperti memotong nadi, menggantung diri, minum racun atau pun lompat dari ketinggian adapun gejala minor yaitu mengungkapkan keputusasaan, perasaan bersalah, sedih, marah, dan tidak berdaya, mengungkapkan hal negatif terhadap dirinya dan perilaku meliputi kontak mata kurang, tidur kurang, mondar mandir, banyak melamun, terlihat sedih dan menangis terus menerus (Keliat,2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun