Faktor penyebab seseorang terkena halusinasi yaitu kurang tidur, Isolasi Sosial, Mengurung diri dan kurang kegiatan sosial, kondisi klinis terkait yaitu psikotik akut, skizofrenia, gangguan bipolar, parkinson, delirium, dan demensia (Anna et al., 2019).
Jika anak-anak yang harus mempunyai daya imajinasi yang tinggi dan boleh memiliki boneka supaya anak bisa berkomunikasi lebih baik menganggap boneka tersebut hidup dianggap wajar, yang tidak wajar yaitu sudah usia dewasa ataupun lanjut yang bermain seperti anak-anak berbicara bahkan sampai merawat seperti bayi (Nanin, 2022).
Ketika seseorang yang mengalaminya sudah dewasa, yang seharusnya secara psikologis sudah mandiri, orang tua maupun anggota keluarga lain bisa menjadi support system karena tidak berjalan sesuai yang diinginkan akan terjadi mencari teman komunikasi karena tidak ada teman untuk berbicara, ingin meluapkan emosinya, untuk didengarkan masalah hidupnya karena menurutnya tidak ada satu yang dapat dipercaya, merasa kesepian tidak ada yang mendengarkan, Â mungkin wajar saja jika seseorang tersebut memiliki boneka akhirnya dilampiaskan ke boneka tersebut (Nanin, 2022).
Boneka sendiri alat untuk perkembangan kecerdasan kognitif melalui metode terapi bermain anak dibawah 5 tahun meningkatkan mengembangkan imajinasi anak, perkembangan emosional, meningkatkan keterampilan sosial, kemampuan berbahasa dan bermanfaat untuk anak usia 7-12 bulan melatih motorik kasarnya dengan boneka dan usia 3-6tahun untuk melatih kemampuan berbahasa (IDAI, 2017) ilmu medis sendiri boneka serupa juga sering digunakan, tapi fungsinya untuk latihan praktek para calon orang tua untuk dapat siap merawat anaknya ketika lahir, boneka tersebut sering digunakan untuk latihan para medis merawat bayi (Rose, 2022).
Ada beberapa tanggapan Agama Islam menurut beberapa pemuka agama seperti Ustadz Adi Hidayat bahwa Dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-Hijr tentang ruh dan penciptaan manusia. Dan dalam Islam tidak mengenal Ruh gentayangan. arwah yang sudah di alam barzah tidak dapat bergentayangan apalagi hinggap di barang-barang tertentu, dunianya sudah berbeda sudah tertulis di Al-Qur’an. apabila ada ruh yang hinggap di boneka tersebut itu bukan roh tapi jin yang menyerupai untuk menipu manusia dan akan menjadi syirik. (Hidayat,2022)
Bayi atau anak kecil yang meninggal sebelum baligh, mereka akan diberi Allah kenikmatan di alam barzah, tidak ada siksa, tidak berdosa, dan tidak dihukum di neraka. Tidak ada anak kecil jahat kemudian masuk menjadi roh jahat. Boneka yang dimasuki adalah jin jahat atau syaitan yang terkutuk. Itu bukan keyakinan dalam Islam, mungkin agama lain ada (Yayah,2022).
Kesimpulan
 Semua orang dapat memilih dan mengerti batas kewajaran yang dimiliki, semoga pembaca mengerti dari Menurut Psikologi, medis dan Agama islam. boneka tersebut dianggap wajar untuk anak-anak untuk mengembangkan imajinasi, bahasa, dan komunikasinya dianggap tidak wajar untuk mempercayai boneka itu bisa makan, minum dan dirawat seperti bayi manusia oleh orang dewasa kecuali untuk belajar merawat anak dan tidak meyakini kedalam ruang halusinasi. yang wajar boneka yang mirip bayi digunakan untuk melatih dan praktek merawat anaknya dan boneka tersebut sering digunakan tenaga medis latihan dan agama islam melarang meyakini boneka tersebut dimasuki jin dan percaya bahwa boneka tersebut membawa keberuntungan dan kemakmuran berbeda dengan agama lain mempercayai adanya reinkarnasi.
Daftar Pustaka
Anna, B. K., Yani, A., Susanti, Y., & et. al. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa. EGC.
Hadita. (2022). Jangan Tergoda! Bukan Gunung Kawi, Lokasi Ini Disebut Kerajaan dan Pesugihan Tuyul Berasal. MapayBandung.com. https://mapaybandung.pikiran-rakyat.com/showbiz/pr-1473507961/jangan-tergoda-bukan-gunung-kawi-lokasi-ini-disebut-kerajaan-dan-pesugihan-tuyul-berasal