Sumenep, Jawa Timur pada tanggal 8 Juni 2024 kelompok 4 AksataNusantara PMM 4 Inboud Universitas Trunojoyo Madura melaksanakankegiatan modul refleksi yang bertema "Pencegahan Konflik Sosial di Madura"kegiatan modul refleksi ini dilaksanakan disekitaran ViharaAvalokitesvara.Â
Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk mengeksplorasi pandangan dan pengalaman warga sekitar dalam penyelesaian konflik sosial dengan pendekatan adat serta memahami peran perbedaan budaya danagama dalam konflik sosial di Madura.Â
Konflik sosial adalah pertentangan antara anggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan.konflik ini dapat terjadi antar individu, kelompok,maupun organisasi. Secara umum, konflik sosial terjadi karena adanyaperebdaan kepentingan, nilai, ketidaksepakatan, perselisihan dan bahkankekerasan.
 Dalam pecegahan konflik sosial ini kami kelompok 4 Aksata Nusantaramahasiswa PMM 4 melakukan wawancara secara langsung kepadamasyarakat setempat untuk mengetahui bagaimana cara masyarakat tersebut mengatasi apabila terjadi konflik sosial di Madura. Salah satu konflik sosial yang kami tanyakan yaitu bagaimana cara mengatasi konflik antar agamaapabila terjadi di Pamekasan, Madura pertanyaan ini kami lantunkanlangsung kepada seorang perkerja di Vihara Avalokitesvara yang bernamaAyub.Â
Ayub,seorang pekerja di Vihara Avalokitesvara yang berasal dari Sumenep, Jawa Timur, mengatakan bahwa apabila terjadi konflik antar agama diMadura tentunya kita harus menyelesaikannya secara baik-baik danharus menghargai pendapat antar individu atau kelompok agar permasalahanyang terjadi tidak semakin besar dalam hal ini juga sangat di perlukanToleransi yang Tinggi agar konflik antar agama tidak terjadi. beliau juga mngatakan bahwa di vihara tersebut tidak pernah terjadi konfliksama sekali.Â
Hal ini dikarenakan setiap bulan diadakan forum antar umat beragama yang berlangsung di berbagai tempat, dan salah satu tempat yangpaling sering digunakan adalah vihara tersebut. Tujuan dari forum ini adalahuntuk menjaga kerukunan antar umat beragama di sekitar daerah tersebut.Â
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwakeberadaan forum ini sangat efektif dalam mempererat hubungan antar umat beragama dan menjaga kedamaian di wilayah tersebut. Wawancara ini bertujuan untuk memberikan gambaran komprehensif tentangdinamika sosial di sekitar Vihara Avalokitesvara, dengan fokus padapenyelesaian konflik sosial dan peran perbedaan budaya serta agama. Hasilnya diharapkan dapat memberikan wawasan berharga untukmenciptakan harmoni sosial di lingkungan tersebut.
 Banyak wawasan dan pengetahuan yang teman-teman Aksata dapatkan dari hasil wawancara di sumenep terkait pencegahan konflik sosial di Madurayaitu antara lain:.Masyarakat Sumenep memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan, sehingga meminimalkan potensi konflik, Pemerintahsetempat aktif dalam memediasi konflik, terutama sengketa tanah, denganhasil yang umumnya efektif, Tempat kerja di Sumenep umumnya memiliki suasana yang harmonis dengan pembagian tugas yang adil, sehinggamengurangi kemungkinan konflik, dan Pengalaman minim konflik di kalangannarasumber menunjukkan bahwa permasalahan sosial dapat dikelola denganbaik di Sumenep. Menjaga harmoni dan perdamaian adalah tanggung jawab bersama.Â
Dengankerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, Kabupaten Sumenep dapat terus menjadi contoh keberhasilan dalammengelola konflik sosial dan menciptakan lingkungan yang aman danharmonis bagi seluruh warganya. Upaya-upaya yang telah dilakukan danakan dilakukan diharapkan dapat terus memperkuat kohesi sosial danmembawa kemajuan bagi semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H