**Spoiler Alert: Review ini mengandung bocoran yang mungkin akan mengganggu bagi yang belum menonton
Katarsis, diadaptasi dari novel berjudul sama ditulis oleh Anastasia Aemilia merupakan serial lokal bergenre psychological thriller terbaru yang diproduksi oleh Screenplay Film dan ditayangkan pada platform streaming Vidio sejak 16 Februari 2023.Â
Disutradarai Randolph Zaini, Katarsis merupakan serial yang mengusung genre dan konsep cerita baru di perfilman Indonesia. Masih jarang sekali serial lokal yang mengangkat genre psychological thriller apalagi ditambah dengan dark comedy dan kisah romansanya.
Serial ini menceritakan seorang gadis berumur 18 tahun yang polos, lugu, dan minim ekspresi bernama Tara Johandi (Pevita Pearce). Tara mengalami trauma berat setelah mengalami kejadian traumatis yang menimpa hidupnya.Â
Tara menjadi saksi tunggal dari perampokan dan pembantaian sadis kedua orang tua angkatnya. Tara disekap oleh perampok dalam sebuah kotak kayu. Ia melihat semua kejadian yang berlangsung, bahkan ketika kedua orang tuanya dibunuh. Pelaku perampokan dan pembunuhan diduga adalah seorang pembunuh berantai yang sudah tidak beraksi lagi selama 20 tahun.
Kondisi mentalnya Tara mengalami guncangan akibat kejadian tersebut. Tara kemudian dirujuk ke rumah sakit jiwa untuk mendapatkan perawatan intensif. Di sana, Ia bertemu dengan dr. Alfons (Bront Palarae), psikiater yang nantinya membantu pemulihan trauma Tara.
Karena Tara merupakan saksi kunci dari kejadian perampokan dan pembunuhan sadis di rumahnya, ia diminta penyidik untuk diwawancarai dan diintrogerasi. Penyidik merasakan adanya kejanggalan dari kejadian yang telah terjadi.Â
Ada dugaan bahwa Tara bukan korban, malainkan pelaku utama pembunuhan. Namun karena kondisi Tara yang belum stabil, dr. Alfons berusaha melarang penyidik mewawancarai Tara. Ketika Tara diwawancarai untuk pertama kalinya (didampingi dr. Alfons tentunya), ia mengaku tidak ingat atas kejadian yang mencekam tersebut. Berulang kali dimintai keterangan, Tara tidak juga memberikan jawaban jelas yang diharapkan penyidik.Â
Di tengah proses penyelidikan polisi dan terapi dengan dr. Alfons, Tara bertemu dengan pria yang menurutnya unik sekaligus menarik, Ello (Revaldo). Dalam serial ini, latar belakang karakter Ello sudah langsung diungkap pada awal-awal episode.
Serial 8 episode ini akan memberikan jawaban siapa sebenarnya pelaku perampokan dan pembunuhan keluarga Tara, mengumpulkan lebih banyak bukti-bukti, hingga mengungkap siapa sebenarnya sosok Tara.Â
Dalam serial ini, karakter Tara digambarkan sedikit 'berbeda' dari perempuan pada umumnya. Tara terlihat seperti anak kecil yang lugu dan tidak bisa ditebak, namun ia bisa berubah menjadi creepy dalam sekejap.
Banyak hal yang terjadi dalam serial ini, tak hanya datar mengungkap siapa pelaku pembunuhan keluarga Tara, munculnya tokoh tambahan yang berkontribusi dalam plot cerita, hingga adegan romansa Tara dan Ello yang selalu ditunggu-tunggu. Interaksi antara Tara dan Ello menjadi sajian yang mengundang tawa serta absurd yang tidak akan membuat penonton bosan.Â
Walaupun memiliki rating 21+, adegan dewasa dan kesadisan justru disajikan dengan gaya yang humoris. Ello menjadi kunci yang menambah keseruan dalam kisah Tara.
Dalam dua episode pertama, benang merah dari permasalahan utama serial ini masih belum terhubung, masih terdapat kekosongan yang membuat penonton berfikir mengenai kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.Â
Masing-masing karakter juga belum terlalu erat hubungan antara satu dengan yang lain. Memasuki episode selanjutnya, kebenaran mulai terungkap perlahan. Hanya saja penonton akan terus dibuat penasaran dan semakin tertarik karena jalan ceritanya tidak mudah ditebak dan masih ada kemungkinan teori-teori lainnya.
***
Penasaran dengan kisah Tara dan Ello serta siapa sosok pembunuh keluarga Tara?
Sebelum memtuskan menonton serial ini, tonton trailer KATARSIS di bawah ini!
Catatan:
Dalam istilah psikologi, katarsis ialah pelepasan emosi dari diri seseorang agar segala emosi dapat tersalurkan dengan baik, sehingga tidak menumpuk di dalam diri seseorang. Katarsis adalah salah satu metode pelepasan emosi secara positif, agar seseorang bisa beraktivitas kembali dengan perasaan yang lebih baik dan lega.
Perasaan negatif ataupun trauma yang dirasakan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan munculnya perasaan yang lebih intens dan akan sulit untuk dikembalikan. Emosi yang mendalam jika terpendam terlalu lama bisa jadi bom waktu yang siap meledak kapanpun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H