Mohon tunggu...
Tsary
Tsary Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

I'm a writer and has spent over a decade watching movies and series everyday. Please don't ask why I'm here.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

[Review Film] The Menu, Perjamuan Makan Malam yang Traumatis

27 Januari 2023   14:48 Diperbarui: 27 Januari 2023   15:04 1792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para tamu ketakutan, bahkan salah satu tamu bernama Richard mencoba untuk pergi dari tempat tersebut. Berusaha memberontak untuk keluar, Richard ditahan dengan paksa hingga Chef Slowik memutuskan untuk memotong jari Richard. Chef Slowik pun mengatakan bahwa ini semua adalah bagian dari "menu" dan para tamu malam itu dipilih karena alasan tertentu. Pengecualian untuk Margot karena sebenarnya ia bukan tamu yang terdaftar di buku reservasi. Karena pada awalnya Tyler berencana mengajak (mantan) pacarnya, namun hubungan mereka kandas sebelum perjamuan makan malam tersebut.

Di akhir cerita dijelaskan bahwa rencana Chef Slowik untuk malam itu bukan tanpa tujuan. Semua dilakukan dengan alasan rasa frustrasinya dan kebenciannya terhadap orang kaya maupun mereka yang memanfaatkan orang lain. Kekerasan dan pembunuhan, di Hawthorn malam itu sengaja dilakukan untuk menghukum para tamu karena mereka adalah penyebab kepura-puraan dan elitisme industri makanan. 

Bagi Chef Slowik, kekayaan para tamu telah mendorong industri makanan maju, tetapi juga membuat pengalaman bersantap menjadi mahal, memperlebar kesenjangan antara kelas sosial ekonomi dan mengubah makna kesenangan dari pengalaman mencicipi santapan. Chef Slowik merasakan bayang-bayang dari dirinya yang dulu, dan kebenciannya terhadap para elit rakus yang menggunakan meja perjamuan di Hawthorn sebagai ajang pertunjukan status sosial ekonomi.

Para tamu perlahan mulai menyadari bahwa tidak ada jalan keluar bagi mereka, namun Margot mencoba merencanakan pelariannya sendiri. Dia melangkah ke dapur, memberi tahu Chef Slowik bahwa dia tidak menyukai makanan buatan sang koki dan Margot masih merasa lapar. Chef Slowik pun bertanya apa yang Margot inginkan, Tanpa keraguan, Margot meminta dibuatkan cheeseburger ukuran khas Amerika dengan tambahan kentang goreng. Chef Slowik dengan kepiawaiannya membuatkan makanan pesanan khusus Margot.

Margot berhasil keluar dari Hawthorn setelah meminta kepada Chef Slowik untuk membungkus dan membawa pulang saja makanan yang telah dipesannya. Margot melarikan diri menggunakan ferry dan memakan cheesburgernya sembari melihat pemandangan Hawthorn terbakar habis. Usut punya usut sang koki, Chef Slowik sengaja membakar dirinya bersama tamu dan staffnya di dalam restoran miliknya itu.

--- END ---

Mengapa di akhir cerita Margot memesan cheeseburger? Sebenarnya, cheeseburger memiliki makna lebih simbolis dari menu lain yang telah dihidangkan Chef Slowik. Cheeseburger yang sederhana adalah tempat pertama Chef Slowik memulai kariernya sebagai koki dan kecintaannya pada memasak dimulai. 

Margot menyadari hal ini setelah dia mengatakan kepada sang koki bahwa ia tidak lagi menemukan kesenangan dalam hidangan makanannya dan Margot pun meminta cheeseburger sebagai cara terakhir untuk menyalakan kembali semacam sparks untuk sang koki. Beruntungnya rencana Margot berhasil. Chef Slowik melihat Margot berbeda dari tamunya yang lain dan mengizinkannya pergi.

Kecintaan Chef Slowik terhadap makanan dimulai ketika dia menjadi koki di tempat yang kecil. Terbukti dari foto yang terpajang di rumahnya. Chef Slowik menemukan kegembiraannya dalam membuat makanan sederhana namun enak. Permintaan sederhana Margot untuk dibuatkan cheeseburger membangkitkan kembali sebagian dari kecintaan Chef Slowik pada keahliannya setelah bertahun-tahun melayani tamu yang bahkan tidak mampu menghargai seni memasak yang ia buat.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun