Mohon tunggu...
Tsary
Tsary Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

I'm a writer and has spent over a decade watching movies and series everyday. Please don't ask why I'm here.

Selanjutnya

Tutup

Film

[Review Film] "Candyman", Urban Legend dan Isu Ras yang Menyertainya

6 November 2021   09:00 Diperbarui: 6 November 2021   09:04 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Candyman, judul film yang tidak asing didengar. Candyman sudah dibuat sebanyak empat film, yaitu Candyman (1992), Candyman: Farewell to the Flesh (1995), Candyman: Day of the Dead (1999), dan Candyman yang kini tengah tayang. Film keempat ini adalah sekuel dari film pertama.

Film berdurasi satu setengah jam ini mengisahkan urban legend komunitas kulit hitam di permukiman Cabrini-Green bernama "Candyman". Awalnya, Candyman diciptakan sebagai urban legend. Ia merupakan gabungan dari urban legend Bloody Mary dan The Hookman. Cerita asli Candyman menyebut sosok Candyman akan muncul di belakang siapapun yang menyebut namanya lima kali di depan cermin, lalu mengoyak tubuh mereka.

Di Carbini-Green, tidak sedikit yang pernah mendengar mendengar soal Candyman, pembunuh dengan kait di tangan, dengan mudah dipanggil oleh mereka yang berani mengulangi namanya lima kali di cermin. Salah satu warga yang tidak mengetahuinya adalah Anthony McCoy (Yahya Abdul-Mateen II), seorang seniman lukis. McCoy baru mengetahui kisah Candyman ketika seseorang menceritakan kasus Helen Lyle kepadanya. Lyle adalah sosiolog kulit putih yang terobsesi untuk mengungkap legenda Candyman.

Jika kamu belum menonton film pertamanya, tidak perlu khawatir karena sejarah Candyman dan Cabrini-Green akan dijelaskan lewat karakter Troy (Nathan Stewart-Jarrett) dan Billy Burke (Colman Domingo). Billy dipakai untuk menjelaskan sejarah Candyman kepada tokoh utama film ini, yaitu Anthony McCoy yang sedang mencari ide untuk lukisannya dan akhirnya tenggelam dalam misteri sosok Candyman. Lewat mulut Billy, sejarah Candyman terkuak, yaitu bahwa karakter legendaris itu aslinya bernama Daniel Robitaille. Sama seperti Anthony, dia juga pandai melukis, dan mendapat uang dari melukis orang-orang kaya berkulit putih pada abad ke-19.

Suatu ketika, Daniel melukis seorang gadis kulit putih, namun hal yang tak seharusnya terjadi pun harus terjadi, mereka jatuh cinta. Sang gadis pun hamil dan keluarganya lantas menyuruh sekelompok orang untuk membunuh Daniel. Sebelum dibunuh, Daniel disiksa terlebih dahulu. Tangannya digergaji, lalu ditusuk dengan pengait. Tubuhnya lalu dibiarkan disengat lebah, lalu dibakar.

Berupaya menggenjot karir seninya, McCoy berencana mengangkat kisah Candyman tersebut ke dalam pameran lukisannya. Harapannya, orang-orang yang tidak mengenal legenda Candyman akan tertarik dengan karyanya. Pameran ini dikelola oleh sang kekasihnya, Brianna (Teyonah Parris). Dalam prosesnya Anthony dituntut untuk membuat karya seni yang "sensitif" dengan isu rasisme terhadap warga kulit hitam.

Apa sebenarnya makna dari Candyman? Bagaimana mengembangkan film Candyman dari film pertama menjadi seperti film yang sekarang, sosok horror yang membawa isu keadilan persoalan ras?

Candyman berbicara tentang ketimpangan sosial antara kaum kulit hitam dan kulit putih. Bahasan yang masih relevan untuk dibicarakan di masa sekarang. Dalam film pertamanya, Candyman adalah urban legend yang hidup sebagai mitos. Candyman bangkit untuk memastikan cerita ketimpangan yang ia alami terus tersampaikan. Dia kembali setiap kali ada orang yang menganggapnya tidak nyata, dan bermain-main dengan 'mantra pemanggilannya'. Rekam jejak nasib orang kulit hitam tetap hidup selama mitos Candyman hidup.

Bagian menarik dari film ini adalah pemakaian boneka kertas sebagai media si tokoh bercerita tentang legenda Candyman.  Visualisasi adegan-adegan pembunuhan di film ini termasuk unik yakni dengan menampilkan adegan pembunuhan dalam bentuk siluet atau dalam kesempatan yang lain hanya mendengar suara berderak mengerikan, dan hanya sekedar melihat visual di mana darah menetes. film ini mengingatkan pada film "Us" dan "Get Out" yang juga mengangkat isu rasisme terhadap komunitas kulit hitam.

Bagaimana pendapatmu tentang Candyman pada film ini? Film Candyman mana yang lebih kamu suka? Share pengalamanmu menonton Candyman di kolom komentar yaa...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun