Mohon tunggu...
Nur Santika
Nur Santika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi - S1 Pendidikan Sosiologi Antropologi - UNS

Literasi, Sastra, dan Seni

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Guru Penggerak: Asah Kemampuan Guru dalam Memperbaiki Sistem Pendidikan

9 Juni 2022   14:56 Diperbarui: 9 Juni 2022   15:20 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Guru penggerak sebagai pengembangan SDM yang berkualitas menggunakan dasar pendidikan dengan pendekatan bermain sambil belajar, bermakna dan sesuai dengan konteks, artinya pembelajaran tidak hanya berfokus pada pembelajaran biasa namun ditambah dengan opsi lain seperti Pembelajaran Berbasis Projek (PBL), atau Pembelajaran Berbasis Game (GBL). Tentu saja pembelajaran dengan Kurikulum Guru penggerak ini memikirkan potensi siswa berdasarkan pada level kemampuan mereka. Tidak selalu disamakan antara satu siswa dengan siswa lainnya, karena setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda dalam memahami materi pembelajaran. 

Dedikasi Seorang Guru

Guru Penggerak mendedikasikan dirinya untuk pendidikan, untuk siswa, dan untuk sekolah. Dengan adanya Kurikulum batu juga Guru penggerak merancang susunan batu pembelajaran yang berorientasi pada paradigma baru. Yaitu dengan pembelajaran yang memfokuskan pada penguatan kompetensi siswa serta membidik mereka agar dapat mengembangkan karakternya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Kegiatan yang dilaksanakan bisa melalui pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan sekolah. 

Kegigihan dan upaya guru memberikan ilmu dan pengetahuan kepada muridnya bukanlah suatu hal yang kecil. Pola pikir bagaimana agar siswa atau pelajar menjadi sosok yang mencintai dunia pendidikan juga termasuk hak yang penting bagi berjalannya suatu sistem pendidikan. Banyak anak yang tidak bisa bersekolah, banyak anak yang tidak mampu membiayai sekolah mereka, kondisi jarak yang membentang jauh dari rumah ke sekolah, fasilitas yang kurang memadai merupakan satu dari sekian banyak problematika pendidikan. 

Dengan perubahan, koreksi, dan revisi kurikulum dari masa ke masa ditata ulang agar pendidikan di Indonesia tepat sasaran. Melakukan pemerataan fasilitas dan sistem pendidikan yang layak di seluruh Indonesia terutama pada daerah terpencil dan daerah pelosok negeri. Kesadaran akan pentingnya pendidikan akan membawa satu bentuk ke yang lebih baik bagi setiap manusia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun