Mohon tunggu...
Nursandy Alamsyah
Nursandy Alamsyah Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Senang belajar dari berbagai hal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Riya" yang Membuat Masuk Syurga

28 Agustus 2023   08:50 Diperbarui: 28 Agustus 2023   10:29 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Nursandy Alamsyah_Guru SMPN 2 Cisoka

Sebagai muslim, kita ketahui bersama riya merupakan perbuatan syirik kecil yang jika dilakukan dapat menghalangi kita masuk surga. Riya secara bahasa artinya "melihat", singkatnya segala sesuatu yang kita lakukan jika di dasari karena rasa ingin dilihat dan dipuji oleh orang lain bisa dikategorikan sebagai perbuatan riya.

Namun, apakah benar semua perbuatan yang kita lakukan dan ingin dilihat orang lain dikategorikan riya dan membuat kita tertahan untuk masuk syurga? Saya rasa kita perlu telaah bersama agar lebih memahaminya.

Sebagai manusia yang hidup di era digital, tidak dipungkiri segala aktifitas manusia di zaman ini selalu digandrungi dengan aktifitas digital. Mulai dari kegiatan sehari-hari, percintaan, hiburan, dan lain sebagainya. Saat ini berbagai macam konten di media sosial berseliweran tak terbendung seperti halnya ; konten bernyanyi, berjoget, podcast, travelling, dan masih banyak lagi. Namun sayangnya, tidak sedikit dari konten yang saat ini bermunculan dapat meracuni kita dan anak penerus bangsa karena banyak sekali konten yang hanya mengangkat sisi hiburan namun tidak memiliki nilai pendidikan bahkan lebih mengarahkan pada hal negatif.

Merujuk dari laporan We Are Social, hingga Januari 2023 sebanyak 167 juta pengguna internet di Indonesia yang setara dengan 60,4 % penduduk yang menggunakan internet saat ini, artinya masyarakat di Indonesia mayoritas tidak asing berselancar di media internet khususnya media sosial. Melihat hal tersebut, sebagai pendidik kita sepatutnya lebih kreatif dalam menyikapi masifnya konten di media sosial dengan serta melihat segala sesuatunya menjadi sebuah peluang untuk dapat memberi, berbagi, dan menginspirasi ke lebih banyak orang melalui media sosial.

Hal sederhana yang dapat dilakukan yaitu dengan membagikan aktifitas kita saat mengajar di kelas, mengikuti kegiatan pengembangan diri, menerapkan suatu metode dalam pembelajaran, prestasi yang kita raih, atau hal apapun yang merujuk pada nilai positif. Dapat difahami jika masih ada pendidik yang gamang dalam menyikapi hal tersebut karena berbagai alasan salah duanya takut disebut riya dan dianggap sombong.

Hal ini sangat wajar, mengingat tidak sedikit netizen yang masih menganggap kebaikan tidak perlu di-expose. Padahal jika melihat konten-konten yang ada, secara nyata hanya berfokus pada banyaknya penonton tidak memikirkan dampak buruk yang mereka bagikan di media sosial, harusnya ini menjadi motivasi bagi kita sebagai pendidik untuk membuat antitesa dari konten negatif yang berseliweran melalui aktifitas pendidikan yang kita lakukan dengan berbagi dan menginspirasi banyak orang dalam cakupan yang lebih luas.

Kita tentu tidak boleh kalah dengan konten yang memberi dampak negatif, sebaliknya kita harus semakin semangat dan lebih banyak memposting aktivitas kebaikan kita dengan niatan agar orang tergerak hatinya dan bergerak untuk melakukan kebaikan bahkan mereka pun dapat menggerakan orang lainnya melalui perantara konten yang kita buat. Semakin banyak berbagi hal baik melalui media sosial, semakin banyak yang tergerak untuk melakukan hal yang sama atau dapat mendorong orang lain untuk melakukan kebaikan yang mereka bisa lakukan. Atas dasar hal ini, bisa jadi apa yang kita bagikan di media sosial menjadi "riya'" yang membuat kita masuk surga, yang terpenting bagi kita adalah bagaimana menentukan niat yang baik karena Allah dari setiap hal yang kita lakukan dan bagikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun